Kata Pilihan Dalam Surah Yaa Siin (36) Ayat 40
Lafaz ini adalah ism fa’il dari kata kerja sabaqa. Asal makna lafaz ini ialah maju kehadapan dalam perjalanan.
Menurut Al Fayruz, as sabq dalam Al Qur’an mengandung beberapa makna yaitu:
(1) Wajib
(2) Berburu,
(3) Maju ke hadapan dengan niat melarikan diri;
(4) Mendahului atau meninggalkan;
(5) Mendahului dalam mukjizat dan kehinaan bagi musuh-musuh para nabi;
(6) Mendahului dalam tauhid dan iman.
Sedangkan lafaz saabiq bermakna yang mendahului dalam kebaikan.
Lafaz ini disebut dua kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah:
• Faathir (35), ayat 32;
• Yasin (36), ayat 40.
Lafaz saabiq dalam surah Faathir dikaitkan dengan al khairaat atau kebaikan dan ia mengandung makna:
1. Yang mendahului dalam ketakwaan secara mutlak sebagaimana pendapat Ikrimah, Ad Dahhak dan Al Farra’.
2. Yang mendahului manusia keseluruhannya dalam kebaikan sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Mujahid.
3. Yang alim, ini pendapat Sahl bin ‘Abdullah.
4. Dzun Nun Al Masri berpendapat, ia bermakna orang yang tidak pernah lalai dari mengingati Allah.
5. Ibnu ‘Ata berpendapat, ia bermakna orang yang menjatuhkan keinginannya kepada keinginan kebenaran.
6. As Sabiq bermakna yang membaca Al Qur’an, beramal dengannya dan tahu makna-maknanya
7. As Sabiq bermakna yang mencintai Tuhannya.
8. ‘Aisyah berkata,
"As Saabiq adalah orang yang beriman sebelum hijrah"
9. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan Abl Al Darda’, makna sabiq bi Al khairat ialah orang yang memasuki syurga tanpa hisab."
10. Ibnu Katsir memberikan makna lafaz ini dengan orang yang menunaikan perkara-perkara yang wajib dan sunnah, meninggalkan yang haram dan makruh serta sebahagian yang harus.
Kesimpulannya, makna as saabiq disini mencakup semua makna diatas dan lebih dekatnya orang yang memasuki syurga tanpa hisab sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan Abi Al Darda.
Dalam surah Yasin, lafaz saabiq dikaitkan dengan malam dan siang.
Allah berfirman yang artinya, "Dan malam tidak mendahului siang karena tiap-tiap satunya beredar terapung di tempat edarannya masing-rnasing,"
Az Zamakhsyari berkata,
"Maknanya tanda-tanda malam tidak akan mendahului tanda-tanda siang dan keduanya adalah dua cahaya di mana siang tandanya terbitnya matahari dan malam munculnya bulan.
Apabila ditanya orang, "Mengapa matahari dijadikan tidak mudah mengejar (idrak) dan bulan tidak mendahului ?" Saya menjawab, "karena matahari tidak melintasi edarannya hingga satu tahun sedangkan bulan melintasi edarannya dalam satu bulan.
Oleh karena itu, matahari sudah tentu bersifat tidak mudah mengejar (alidrak), karena perjalanannya lambat dari perjalanan bulan dan bulan disifatkan dengan As sabq karena cepat perjalanannya.
Muhammad ‘Abdus Salam Syahin berkata,
"Maknanya di sini, setiap dari keduanya tidak memasuki yang lain dalam kekuasaannya sehingga cahayanya bercampur, tetapi keduanya saling bergantian di bawah pengaturan Allah."
Jamak mudzakkar dari kata saabiq ialah sabiquun atau sabiqiin.
Lafaz sabiquun disebut empat kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah:
• Al Taubah (9), ayat 100;
• Al Mu’minuun (23), ayat 61;
• Al Waaqi’ah (56), ayat 10.
Dalam surah At Taubah, lafaz ini dihubungkan dengan al awwaaluun minal muhaajiriina wal anshaar artinya orang yang awal memeluk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar.
Dalam surah ini, lafaz ini mengandung beberapa penafsiran yaitu:
1. Mereka adalah orang yang membai’at Rasulullah pada Bai’ah Ridwan atau yang hadir dan menyaksikan pada bai’at itu.
Ini adalah pendapat ‘Amir dan Asy Sya’bi.
2. Mereka adalah orang yang shalat dengan Rasulullah di dua kiblat dari kalangan Muhajirin.
Ini adalah pendapat Abu Musa Al Asy’ari dan Sa’id bin Al Musayyab.
3. At Tabari menafsirkannya dengan orang yang mendahului manusia dengan menyatakan iman mereka kepada Allah dan rasul Nya dari kalangan Muhajirin yang berhijrah meninggalkan kaum dan keluarga mereka, memisahkan rumah dan negeri mereka serta kalangan Anshar yang membela dan menolong Rasulullah menghadapi musuh-musuhnya dari kalangan orang-orang kafir.
Dalam surah yang lain, Ar Raghib Al Isfahani berkata,
makna as sasbiquun adalah orang yang lebih dahulu mendapat ganjaran dari Allah dan syurga dengan amalan amalan yang shaleh.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Al Mundzir dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, mereka adalah orang yang lebih dahulu mendapat kebahagiaan dari Allah.
Sa’ld Hawwa berkata,
"Lafaz ini bermakna mereka yang mendahului dalam berbuat kebaikan dan lebih dahulu memasuki syurga."
Muhammad bin Ka’ab dan Abu Hirzah Ya’qub bin Mujahid berpendapat, mereka adalah para nabi.
Menurut riwayat dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Ibnu Abbas berkata,
"Mereka ialah Yusya’ bin Nun yang lebih dahulu beriman kepada Musa, seorang mu’min dari keluarga Yasin yang lebih dahulu beriman kepada (Isa, dan ‘Ali bin Abi Talib yang lebih dahulu beriman kepada Nabi Muhammad."
As Suddi berkata,
"Mereka ialah yang mempunyai darjat yang tinggi."
Al Awza’i melaporkan dari Abi Saudah, mereka ialah orang yang lebih dahulu pergi ke masjid dan lebih dahulu keluar di jalan Allah.
Ibnu Katsir berkata,
"Kesemua makna di atas bagi lafaz as saabiquun adalah benar karena makna umum bagi lafaz itu adalah orang yang bersegera melakukan kebaikan sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka."
Kesimpulannya, makna as saabiquun terbahagi kepada dua, khusus dan umum.
Makna yang khusus terdapat dalam surah At Taubah yaitu mereka adalah orang Muhajirin dan Anshar.
Sedangkan yang umum terdapat dalam surah lain yang bermakna orang yang bersegera melakukan kebaikan sebagaimana yang diseru Allah kepadanya.
Sedangkan lafaz saabiqiin disebut sekali saja di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah Al Ankabut (29), ayat 39.
Al Raghlb dan Al Fayruz berkata,
"Lafaz ini mengandung makna peringatan dan penjelasan, mereka tidak akan mendahuluinya dan melepaskannya."
Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah berkata,
"Berjalanlahl pasti orang yang menyendiri akan mendahului" Lalu beliau ditanya, "Siapa mereka, ya Rasulullah ?" Beliau menjawab, "Mereka adalah orang yang bergoyang dan bergetar hati mereka dengan zikrullah (berzikir kepada Allah)."
At Tabari juga menafsirkan ayat ini, "Ingatlah, wahai Muhammad! Tentang Qarun, Firaun dan Haman, di mana Nabi Musa mendatangkan kepada mereka bukti-bukti dan ayat-ayat yang terang, tetapi mereka takbur di muka bumi dengan tidak mempercayai ayat-ayat itu dan tidak mahu mengikuti Musa, maka diri mereka tidak dapat mendahului kami sehingga melepaskan diri mereka dari kami, malah kami akan mengatasi mereka dengan menjatuhkan azab kepada mereka."
Dalam Tafsir Al Jalalain disebutkan, "Makna saabiqiin ialah mereka tidak dapat terlepas dari azab kami."
Kesimpulannya, lafaz sabiqiin dalam ayat ini bermakna mereka yaitu Qarun, Firaun dan Haman yang tidak terlepas dari azab Allah.
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:287-289