―QS. 38:20
―QS. 38:20
وَشَدَدْنَا | dan Kami kuatkan
And We strengthened
|
---|---|
مُلْكَهُۥ | kerajaannya
his kingdom
|
وَءَاتَيْنَٰهُ | dan Kami berikan kepadanya
and We gave him
|
ٱلْحِكْمَةَ | kebijaksanaan
[the] wisdom
|
وَفَصْلَ | dan memutus
and decisive
|
ٱلْخِطَابِ | perkara
speech.
|
Tafsir surah Shaad (38) ayat 20
Tafsir QS. Shaad (38) : 20. Oleh Kementrian Agama RI
Di dalam ayat-ayat ini, Allah menyebutkan beberapa kenikmatan yang telah diberikan kepada Daud.
Pertama, bahwa Allah telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama-sama Daud di waktu petang dan pagi.
Ungkapan seperti ini mengandung pengertian bahwa Nabi Daud selalu taat beribadah kepada Allah.
Dia selalu bertasbih, memuji kebesaran-Nya pagi dan petang.
Allah menyamakan ketaatan Daud ini dengan ketaatan gunung-gunung untuk menunjukkan betapa dalam ketaatan Nabi Daud itu.
Adapun tentang ketaatan gunung bertasbih itu adalah dalam kenyataan bahwa gunung-gunung itu mengikuti sunah Allah yang tidak berubah-ubah, yang sudah barang tentu lain dengan taatnya manusia.
Allah ﷻ berfirman:
Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.
Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (al-Isra’ [17]: 44)
Apabila seseorang memperhatikan dengan cermat arti dan kegunaan penciptaan gunung untuk manusia, serta memperhatikan pula fungsinya sebaik-baiknya, maka ia akan mengetahui bahwa gunung itu merupakan salah satu penyebab turunnya hujan, yang memberi kehidupan bagi manusia.
Ia juga sebagai media penyimpan air di musim penghujan, yang dialirkannya di musim kemarau, serta mineral yang dimuntahkannya menjadi penyubur tanah pertanian.
Demikian pula dalam perutnya terdapat segala macam barang tambang yang sangat diperlukan untuk kepentingan perlengkapan hidup manusia.
Gunung-gunung itu menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan tidak pernah keluar dari ketentuan yang berlaku.
Allah selanjutnya menjelaskan bahwa Dia menundukkan pula burung-burung yang selalu bertasbih kepada-Nya bersama Nabi Daud.
Ungkapan serupa ini mengandung pengertian betapa indahnya suara Nabi Daud pada saat membaca kitab Zabur, sehingga seolah-olah getaran suaranya dapat menawan burung-burung yang sedang beterbangan di angkasa.
Digambarkan seolah-olah burung-burung yang sedang terbang itu terhenti di udara karena mendengar suara Nabi Daud yang sedang bertasbih, dan ikut pula bertasbih bersama-sama dengannya.
Tasbih burung-burung tidak sama dengan tasbih manusia.
Burung-burung mempunyai cara tersendiri di dalam menyatakan keagungan Allah.
Sesudah itu Allah menegaskan bahwa masing-masing makhluk yang disebutkan tadi, yaitu gunung dan burung tunduk, takluk dan jinak patuh pada ketentuan Allah untuk kepentingan umat manusia.
Pada ayat ini terdapat sindiran bagi orang-orang musyrik Mekah,
Pertama, bahwa apabila gunung dan burung yang diciptakan tidak berakal itu selalu menaati ketentuan-ketentuan Allah, maka seharusnyalah mereka yang diciptakan sebagai makhluk yang lebih sempurna dan dilengkapi dengan akal lebih taat kepada hukum-hukum Allah.
Apabila terjadi sebaliknya, berarti telah terjadi sesuatu yang tidak wajar pada diri mereka.
Kedua, Allah telah menguatkan kerajaan Nabi Daud dengan tentara yang banyak, harta kekayaan yang melimpah ruah, pribadi yang sangat disegani, dan kemahiran dalam mengatur siasat perang sehingga selalu meraih kemenangan.
Ketiga, Allah telah menganugerahkan kepadanya hikmah.
Yang dimaksud hikmah dalam ayat ini adalah kenabian, kesempurnaan ilmu, dan ketelitian dalam melaksanakan amal perbuatan, serta pemahaman yang tepat.
Di antara ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada Nabi Daud ialah seperti disebutkan dalam firman Allah:
dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya;
dan kerjakanlah kebajikan.
Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Saba’ [34]: 10-11)
Sedang yang dimaksud ketelitiannya dalam melaksanakan amal perbuatan ialah dia tidak mau memulai sesuatu perbuatan, terkecuali ia mengetahui sebab apa dan untuk apa amal perbuatan itu dilakukan.
Keempat, Allah telah menganugerahkan kepadanya kebijakan dalam menyelesaikan perselisihan.
Dalam menyelesaikan persengketaan ia selalu memeriksa pihak-pihak berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan jauh dari sifat-sifat berat sebelah, dan bersih dari pengaruh hawa nafsu.
Untuk mencari keyakinan yang sebenar-benarnya yang dapat dijadikan landasan yang tepat dalam memutuskan perkara memerlukan ilmu pengetahuan yang luas, sikap yang lemah-lembut, menguasai persoalan yang dipersengketakan, dan kesabaran yang kuat.
Kami pun menguatkan kerajaannya.
Selain itu, ia Kami berikan kenabian dan kemampuan membedakan antara yang benar dan batil.
Dan Kami menuatkan kerjajaannya dengan kemenangan, kekuatan dan kebijaksanaan.
Dan Kami memberikan kenabian kepadanya serta kemapuan berbicara dan menetapkan hukum.
(Dan Kami kuatkan kerajaannya) Kami kuatkan kerajaannya itu dengan para penjaga dan bala tentara, dan setiap malam mihrab Nabi Daud selalu dijaga oleh tiga puluh ribu pasukan
(dan Kami berikan, kepadanya hikmah) yakni, kenabian dan ketepatan dalam berbagai perkara
(dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan”) yaitu penjelasan yang memuaskan dalam semua urusan.
firman Allah subhanahu wa ta’ala,.
Dan Kami kuatkan kerajaannya.
(QS. Shaad [38]: 20)
Yaitu Kami jadikan baginya kerajaan yang sempurna dari semua apa yang diperlukan oleh para raja.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Daud adalah seorang penduduk dunia yang paling kuat kekuasaannya.
As-Saddi mengatakan bahwa dia selalu dijaga oleh empat ribu orang personel prajurit setiap harinya.
Menurut sebagian ulama Salaf, telah sampai kepadanya suatu riwayat yang menyebutkan bahwa Daud setiap malamnya dijaga oleh tiga puluh tiga ribu pasukan yang sampai tahun mendatang prajurit yang telah berjaga tidak kebagian giliran lagi.
Pendapat yang lain menyebutkan empat puluh ribu prajurit yang lengkap dengan senjatanya.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah menceritakan melalui riwayat Ulya ibnu Ahmar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas ‘alaihis salam yang telah mengatakan bahwa pernah terjadi dua orang Bani Israil bersengketa di masa Nabi Daud ‘alaihis salam, lalu keduanya melaporkan perkaranya kepada Daud ‘alaihis salam Salah seorang dari keduanya mengatakan bahwa lawan perkaranya itu telah mencuri seekor sapi miliknya, sedangkan yang tertuduh mengingkarinya.
Pihak penuntut tidak mempuyai saksi yang memperkuat tuduhannya, maka Nabi Daud ‘alaihis salam menangguhkan keduanya.
Pada malam harinya Nabi Daud ‘alaihis salam bermimpi diperintahkan untuk membunuh si penuntut.
Dan pada siang harinya ia memanggil keduanya, lalu memerintahkan agar pihak penuntut dibunuh, maka si penuntut berkata,
“Hai Nabi Allah, mengapa engkau akan menjatuhkan hukuman mati kepadaku, padahal lawanku ini telah merampas sapiku?”
Nabi Daud ‘alaihis salam menjawab,
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kepadaku untuk menjatuhkan hukuman mati atas dirimu, maka aku harus membunuhmu, tidak ada jalan lain.”
Pihak penuntut akhirnya berkata,
“Demi Allah, hai Nabi Allah, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadamu untuk membunuhku karena kasus orang ini yang telah kutuduh”.
Sesungguhnya aku benar-benar jujur dalam tuduhanku itu, tetapi dahulu aku pernah menculik ayahnya dan membunuhnya tanpa ada seorang pun yang mengetahui pelakunya.”
Maka Nabi Daud ‘alaihis salam, memerintahkan agar dia dieksekusi, lalu dihukum matilah ia.
Ibnu Abbas ‘alaihis salam melanjutkan, bahwa sejak saat itu wibawa Nabi Daud ‘alaihis salam di kalangan Bani Israil makin kuat dan makin disegani.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya:
Dan Kami kuatkan kerajaannya.
(QS. Shaad [38]: 20)
Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala::
dan Kami berikan kepadanya hikmah.
(QS. Shaad [38]: 20)
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah pemahaman, akal, dan kepandaian.
Di lain kesempatan ia mengatakan kebijaksanaan dan keadilan, dan di lain kesempatan lagi Mujahid mengatakan akal sehat.
Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Kitabullah dan mengikuti apa yang terkandung di dalamnya.
As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan hikmah ialah kenabian.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.
(QS. Shaad [38]: 20)
Syuraih Al-Qadi dan Asy-Sya’bi mengatakan, persaksianku sumpah dalam menyelesaikan perselisihan.
Qatadah mengatakan dua orang saksi dibebankan atas pihak tertuduh.
Berdasarkan patokan inilah keputusan dalam perselisihan ditetapkan oleh para nabi dan para rasul sebagai penggantinya, juga oleh orang-orang mukmin dan orang-orang saleh.
Dan pegangan keadilan dari umat ini sampai hari kiamat nanti.
Hal yang sama dikatakan oleh Abu Abdur Rahman As-Sulami
Mujahid dan As-Saddi mengatakan, makna yang dimaksud ialah tepat dalam memutuskan peradilan dan memahami.
Mujahid mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan khitab ialah kebijaksanaan dalam berbicara dan memutuskan ini mencakup semua pengertian pendapat di atas, dan inilah makna yang dimaksud dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
ibnu Syabbah An-Namiri.
telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnul Munzir, telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz ibnu Abu Sabit, dari Abdur Rahman ibnu Abuz Zanad, dari ayahnya, dari Bilal ibnu Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa r.a. yang mengatakan bahwa orang yang mula-mula mengucapkan kalimat ‘Amma Ba’du’ adalah Daud ‘alaihis salam Inilah yang dimaksud dengan faslul khitab.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Asy-Sya’bi, bahwa yang dimaksud dengan faslul khitab ialah ucapan Amma Ba’du.
Dinamai dengan “Shaad” karena surat ini dimulai dengan “Shaad”.
Dalam surat ini Allah bersumpah dengan Alquran, untuk menunjukkan bahwa Alquran itu suatu kitab yang agung dan bahwa siapa saja yang mengikutinya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat dan untuk menunjukkan bahwa Alquran ini adalah mukjizat Nabi Muhammad ﷺ yang menyatakan kebenarannya dan ketinggian akhlaknya.
Keimanan:
▪ Dalil-dalil tentang kenabian Muhammad ﷺ yaitu bahwa dia mengetahui hal-hal yang hanya dapat diketahui dengan jalan wahyu.
▪ Sumpah iblis untuk menyesatkan manusia seluruhnya kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas.
▪ Alquran diturunkan untuk menjadi pelajaran bagi jin dan manusia seluruhnya.
Kisah:
▪ Kisah Daud `alaihis salam dan kisah Sulaiman `alaihis salam.
▪ Kisah Ayyub `alaihis salam.
Lain-lain:
▪ Kaum musyrikin tercengang mendengar pengakuan Nabi Muhammad ﷺ bahwa Allah adalah Maha Esa.
▪ Rahasia yang terdapat pada kejadian alam.
▪ Pertengkaran antara orang-orang yang sesat dan pengikut mereka di neraka.
▪ Nikmat-nikmat yang dilimpahkan kepada penduduk surga dan azab yang ditimpakan atas isi neraka.
Audio

Ayat 1 sampai 88 + Terjemahan
Statistik QS. 38:20
-
Rating RisalahMuslim
Ayat ini terdapat dalam surah Shaad.
Surah Sad (Arab: ص , “Ṣad”) adalah surah ke-38 dalam Alquran.
Surah yang terdiri atas 88 ayat ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Qamar.
Dinamai dengan Sad karena surah ini dimulai dengan huruf Shaad.
Nomor Surah | 38 |
---|---|
Nama Surah | Shaad |
Arab | ص |
Arti | Shaad |
Nama lain | – |
Tempat Turun | Mekkah |
Urutan Wahyu | 38 |
Juz | Juz 23 |
Jumlah ruku’ | 5 ruku’ |
Jumlah ayat | 88 |
Jumlah kata | 735 |
Jumlah huruf | 3061 |
Surah sebelumnya | Surah As-Saffat |
Surah selanjutnya | Surah Az-Zumar |
User Review
4.7 (21 votes)URL singkat: risalahmuslim.id/38-20
Pembahasan:
Quran 38:20, 38 20, 38-20, Shaad 20, tafsir surat Shaad 20, Shad 20, Sad 20
Video
1439H Surat #38 Shaad Ayat 17-24 Tafsir Al Misbah MetroTV
Sebelumnya
Selanjutnya












Panggil Video Lainnya
Podcast
- 🔉 Bolehkah Makan Dengan 2 Tangan – KonsultasiSyariah
- 🔉 Apakah Dilarang Menanam Pohon di Masjid? – KonsultasiSyariah
- 🔉 Bolehkah Jenazah Dimakamkan Sebelum Disalati – KonsultasiSyariah
- 🔉 Apa Hukum Olahraga Tinju – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 10): Ruqyah & Jimat ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Kapan Waktu Berakhirnya Salat Sunnah Qabliyah – KonsultasiSyariah
- 🔉 Apa Tidak Boleh Berdoa Dengan Ayat Al-Quran Ketika Sujud? – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 52): Nama yang Dilarang ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Orang Yang Bunuh Diri, Tidak Dikafani? – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 24): Tindakan Preventif Rasulullah untuk Membentengi Tauhid Seorang Muslim ― Ust. M. Abduh Tuasikal