ثُمَّ رَدَدۡنٰہُ اَسۡفَلَ سٰفِلِیۡنَ ۙ
Tsumma radadnaahu asfala saafiliin(a);
kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
―QS. At Tin [95]: 5
―QS. At Tin [95]: 5
Pencarian untuk {phrase} ({results_count} dari {results_count_total})
Displaying {results_count} results of {results_count_total}
Then We return him to the lowest of the low,
― Chapter 95. Surah At Tin [verse 5]
ثُمَّ | kemudian
Then
|
---|---|
رَدَدْنَٰهُ | Kami kembalikan
We returned him
|
أَسْفَلَ | lebih rendah/paling rendah
(to the) lowest
|
سَٰفِلِينَ | tempat yang rendah
(of the) low,
|
Tafsir QS. At-Tin (95) : 5. Oleh Kementrian Agama RI
Manusia yang paling baik dan sempurna kejadiannya itu akan menjadi tidak berguna bila tidak dijaga pertumbuhannya dan tidak dipelihara kesehatannya.
Manusia yang paling sempurna rohaninya itu akan menjadi jahat dan merusak di muka bumi ini bila tidak diberi agama dan pendidikan yang baik.
Manusia yang lemah akan menjadi beban, dan manusia yang jahat akan merusak masyarakatnya.
Akhirnya di akhirat ia akan masuk neraka.
Dengan demikian, manusia itu akan menjadi makhluk terhina.
Tafsir QS. At Tin (95) : 5. Oleh Muhammad Quraish Shihab:
Kemudian Kami menurunkan derajatnya ke tingkat yang serendah-rendahnya, karena ia tidak melakukan perbuatan yang sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh:
Allah bersumpah demi buah tin dan buah zaitun, keduanya adalah di antara buah-buahan yang terkenal.
Allah pun bersumpah demi bukit Thursina (Sinai), di mana Dia bercakap-cakap dengan Musa secara langsung.
Dia bersumpah dengan kota yang aman dari ketakutan ini, yaitu Makkah sebagai tempat turunnya wahyu.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami akan memasukkannya ke neraka jika tidak ia mentaati Allah dan mengikuti para rasul.
Tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka mendapatkan pahala besar yang tidak ada putus-putusnya dan tidak dikurangi.
Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka
(ke tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun.
Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih muda, sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu:
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
(1-8)
Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan tafsir surat ini, ada beberapa pendapat yang cukup banyak di kalangan mereka mengenainya.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan tin adalah sebuah masjid di kota Dimasyq.
Menurut pendapat yang lainnya adalah buah tin.
Dan menurut pendapat yang lainnya lagi adalah nama sebuah gunung penuh dengan buah tin.
Al-Qurtubi mengatakan bahwa tin adalah nama masjid As-habul Kahfi.
Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas oleh Al-Aufi, bahwa tin di sini adalah masjid Nabi Nuh yang ada di puncak Bukit Al-Judi.
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah pohon tin kalian ini.
Sedangkan mengenai zaitun —menurut Ka’bul Ahbar, Qatadah, Ibnu Zaid, dan yang lainnya— hal ini adalah nama sebuah masjid yang terletak di kota Yerussalem (Baitul Maqdis).
Mujahid dan Ikrimah mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah buah zaitun yang kalian peras ini.
dan demi Bukit Sinai.
(QS. At-Tin [95]: 2)
Ka’bul Ahbar dan yang lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa ini adalah nama bukit yang di tempat itu Allah berbicara langsung kepadaMusa’alaihis salam
dan demi kota (Mekah) ini yang aman.
(QS. At-Tin [95]: 3)
Makna yang dimaksud adalah kota Mekah, menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Ibrahim An-Nakha’i, Ibnu Zaid, dan Ka’bul Ahbar;
tiada perbedaan pendapat di kalangan mereka dalam hal ini.
Sebagian para imam mengatakan bahwa ketiganya merupakan nama tiga tempat yang pada masing-masingnya Allah telah mengutus seorang nabi dari kalangan Ulul ‘Azmi para pemilik syariat–syariat yang besar.
Yang pertama ialah tempat yang dipenuhi dengan tin dan zaitun, yaitu Baitul Maqdis, Allah telah mengutus Isa putra Maryam padanya.
Yang kedua adalah Tur Sinai, yakni nama bukit yang padanya Allah berbicara langsung kepada Musa ibnu Imran.
Dan yang ketiga ialah Mekah alias kota yang aman;
yang barang siapa memasukinya, pasti dia dalam keadaan aman;
di tempat inilah Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Muhammad ﷺ
Mereka mengatakan bahwa pada akhir kitab Taurat nama ketiga tempat ini disebutkan,
"Allah datang dari Bukit Sinai —yakni tempat yang padanya Allah berbicara langsung kepada Musa ‘alaihis salam ibnu Imran—.
Dan muncul di Sa’ir, nama sebuah bukit di Baitul Maqdis, yang padanya Allah mengutus Isa.
Dan tampak di bukit-bukit Faran, yakni bukit-bukit Mekah yang darinya Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Muhammad ﷺ
Maka Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan nama-nama ketiga tempat itu seraya memberitakan tentang mereka yang diutus-Nya secara tertib dan menurut urutan zamannya.
Untuk itulah hal ini berarti Allah bersumpah dengan menyebut yang mulia, lalu yang lebih mulia darinya, kemudian yang lebih mulia dari keseluruhannya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS. At-Tin [95]: 4)
Dan inilah subjek sumpahnya, yaitu bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dan rupa yang paling sempurna, tegak jalannya dan sempurna, lagi baik semua anggota tubuhnya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
(QS. At-Tin [95]: 5)
Yakni neraka, menurut Mujahid, Abul Aliyah, Al-Hasan, Ibnu Zaid, dan lain-lainnya.
Yakni kemudian sesudah penciptaan yang paling baik lagi paling indah itu, tempat kembali mereka adalah ke neraka, jika mereka tidak taat kepada Allah dan tidak mengikuti rasul–rasul-Nya.
Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.
(QS. At-Tin [95]: 6)
Sebagian ulama ada yang mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempatyang serendah-rendahnya.
(QS. At-Tin [95]: 5)
Yaitu kepada usia yang paling hina.
Hal ini telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dan Ikrimah, sehingga Ikrimah mengatakan bahwa barang siapa yang hafal Alquran seluruhnya, maka ia tidak akan memasuki usia yang paling hina.
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Seandainya hal itulah yang dimaksud oleh makna ayat, niscaya tidaklah menjadi indah pujian bagi kaum mukmin, mengingat sebagian dari mereka adalah yang mengalami usia pikun.
Dan sesungguhnya makna yang dimaksud hanyalah sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas, yakni ke neraka, bukan ke usia yang paling hina alias pikun.
Dan ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, (QS. Al-‘Asr [103]: 1-3)
Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala:
maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
(QS. At-Tin [95]: 6)
Yakni tiada habis-habisnya, sebagaimana yang sering diterangkan sebelumnya.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan.
(QS. At-Tin [95]: 7)
hai anak Adam.
(hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
(QS. At-Tin [95]: 7)
Maksudnya, pembalasan di hari kemudian.
Sesungguhnya kamu telah mengetahui permulaan kejadianmu dan telah mengetahui bahwa Tuhan yang mampu menciptakan dari semula berkuasa pula untuk mengembalikannya jadi hidup, bahkan itu lebih mudah bagi-Nya.
Maka apakah yang mendorongmu mendustakan adanya hari pembalasan, padahal engkau telah mengetahui hal tersebut?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad Ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, dari Sufyan, dari Mansur yang mengatakan bahwa aku pernah bertanya kepada Mujahid mengenai makna firman-Nya:
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
(QS. At-Tin [95]: 7)
Apakah yang dimaksud adalah Nabi ﷺ?
Maka Mujahid menjawab,
"Ma’azallah, makna yang dimaksud adalah manusia."
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah dan lain-lainnya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
(QS. At-Tin [95]: 8)
Yakni bukankah Dia Hakim yang paling adil, yang tidak melampaui batas dan tidak aniaya terhadap seseorang pun.
Dan termasuk dari sifat adil-Nya ialah Dia mengadakan hari kiamat, lalu orang yang dianiaya di dunia dapat membalas kepada orang yang pernah berbuat aniaya kepadanya di hari itu.
Dalam pembahasan yang lalu telah kami terangkan melalui hadis Abu Hurairah secara marfu’:
Apabila seseorang di antara kamu membaca Wat Tini Waz Zaituni (surat At-Tin), lalu sampai pada ayat terakhirnya, yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala,
"Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya,
"
maka hendaklah ia mengucapkan,
"Benar, dan aku termasuk orang-orang yang menjadi saksi atas hal tersebut."
Demikianlah akhir tafsir surat At-Tin, dan segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.
Unsur Pokok Surah At Tin (التينِ)
Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj.
Nama At Tiin diambil dari kata "At Tiin" yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah tin.
Keimanan:
▪ Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh.
▪ Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.
QS. At-Tin (95) : 1-8 ⊸ Misyari Rasyid Alafasy
Ayat 1 sampai 8 + Terjemahan Indonesia
QS. At-Tin (95) : 1-8 ⊸ Nabil ar-Rifa’i
Ayat 1 sampai 8
Ayat ini terdapat dalam surah At Tin.
Surah At-Tin (Arab: التِّينِ , “Tin”) adalah surah ke-95 dalam Alquran.
Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah.
Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj.
Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin.
Nomor Surah | 95 |
---|---|
Nama Surah | At Tin |
Arab | التينِ |
Arti | Buah Tin |
Nama lain | Al-Zaitun, Wa Al-Tin wa al-Zaitun |
Tempat Turun | Mekkah |
Urutan Wahyu | 28 |
Juz | Juz 30 |
Jumlah ruku’ | 1 ruku’ |
Jumlah ayat | 8 |
Jumlah kata | 34 |
Jumlah huruf | 162 |
Surah sebelumnya | Surah Al-Insyirah |
Surah selanjutnya | Surah Al-‘Alaq |
95:5, 95 5, 95-5, Surah At Tin 5, Tafsir surat AtTin 5, Quran At-Tin 5, Surah At Tin ayat 5
95:5
۞ QS. 95:5 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat
۞ QS. 95:6 • Pahala iman • Iman adalah ucapan dan perbuatan • Amal shaleh sebagai pintu kebaikan • Kebutuhan muslim terhadap amal saleh • Balasan dan pahala dari Allah
۞ QS. 95:7 • Mengingkari hari kebangkitan • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir
۞ QS. 95:8 • Al Hakim (Maha Bijaksana) • Keadilan Allah dalam menghakimi
(Ismail) menjawab:
“Ayahku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,
insya Allah kau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”
― QS. As-Saffat [37]: 102
Apa mereka tak berjalan di muka bumi lalu mereka punya hati yang dengan itu mereka dapat MEMAHAMI atau punya telinga yang dengan itu mereka dapat MENDENGAR?
Karena sungguh bukan mata itu yang buta, tapi yang buta, ialah HATI dalam dada
― QS. Al-Hajj [22]: 46
Tuhan pemilik kerajaan,
Kau beri kerajaan kepada orang yang Kau kehendaki & Kau cabut kerajaan dari orang yang Kau hendaki.
― QS. Ali ‘Imran [3]: 26
Kami telah menentukan kematian di antara kamu & Allah sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
― QS. Al-Waqi’ah [56]: 60
+
ArrayShare your Results:
Karena rajin belajar maka Afit selalu juara dalam setiap perlombaan antar sekolah, pernyataan tersebut merupakan contoh … Takdir yang bisa diubah dinamakan … Salah satu contoh takdir muallaq (bisa diubah) adalah … Matahari berputar mengelilingi sumbunya, termasuk contoh takdir … Yang tidak termasuk cara beriman kepada qada dan qadar Allah adalah …
Umat Islam yang mengajarkan ilmunya dengan ikhlas akan memperoleh pahala amal jariyah. Amal jariyah artinya …Ilmu yang bermanfaat adalah …Menyampaikan ajaran Alquran dan sunnah Nabi Muhammad kepada orang lain yang belum mengetahui disebut dengan …Berikut ulama yang berasal dari Indonesia adalah …Sesuatu yang dipercaya dan diyakini kebenaranya oleh hati nurani manusia dinamakan …
Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih remaja, baginda telah bekerja mengambil upah sebagai pengembala binatang ternak. Apakah binatang tersebut? … Dalam Islam, teladan yang baik disebut juga dengan istilah … Dalam Islam, pengendalian diri atau kontrol terhadap diri, disebut juga dengan … Pengertian Mujahadah An-Nafs adalah … Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa berjihad (berjuang) yang paling utama adalah melawan …
Apa itu makruh? mak.ruh dianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak berdosa apabila dikerjakan; dipandang makruh apabila berlebih-lebihan memakai wangi-wangian pada waktu puasa … •
Siapa itu Hafshah binti Umar? Hafshah binti Umar adalah salah seorang istri Nabi Muhammad. Ia seorang janda dari seorang pria bernama Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia saat Perang B...
Apa itu Asma’ul husna? Asma’ul husna adalah nama-nama Allah, Tuhan dalam Islam, yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asma’ul hus...