Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menandaskan bukti kenabian Nabi Muhammad ﷺ, mengingat Nabi ﷺ dapat menceritakan kisah-kisah masa lalu seakan-akan dia mendengar, dan menyaksikannya sendiri, seperti yang telah disebutkan di atas.
Padahal beliau adalah seorang lelaki yang ummi, tidak dapat membaca dan menulis, lagi dilahirkan di kalangan kaum yang tidak mengetahui sesuatu pun tentang kisah tersebut.
Sebagaimana yang beliau lakukan ketika mengisahkan tentang cerita Maryam dan semua yang dialaminya.
Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam.
Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
(QS. Ali ‘Imran [3]: 44)
Yakni kamu tidak menghadiri peristiwa itu, tetapi Allah-lah yang menceritakannya kepadamu melalui wahyu-Nya.
Hal yang sama terjadi tatkala beliau menceritakan tentang Nabi Nuh dan kaumnya serta penyelamatan yang dilakukan oleh Allah terhadapnya, sedangkan kaumnya ditenggelamkan.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini.
Maka bersabarlah, sesungguhnya akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Hud [11]: 49)
Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala lainnya dalam surat yang sama:
Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad).
(QS. Hud [11]: 100)
Sesudah itu disebutkan pula oleh firman-Nya dalam kisah Yusuf:
Demikian itu (adalah) di antara berita-berita yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.
(QS. Yusuf [12]: 102)
Di dalam surat Taha disebutkan oleh firman-Nya:
Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu.
(QS. Thaa haa [20]: 99), hingga akhir ayat.
Dalam surat ini sesudah menceritakan kisah Musa dari awal hingga akhir, dan bagaimana permulaan wahyu-Nya kepada Musa serta pembicaraanNya dengan Musa secara langsung, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan tiadalah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa.
(QS. Al-Qashash [28]: 44)
Maksudnya, tidaklah kamu Muhammad sedang berada di sisi bukit yang sebelah barat tempat Allah berbicara langsung kepada Musa, yaitu di pohon yang terletak di sebelah timur lembah itu.
dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.
(QS. Al-Qashash [28]: 44)
Yakni menyaksikan hal tersebut, tetapi Allah-lah yang menceritakan kepadamu melalui wahyu-Nya, dimaksudkan sebagai hujah dan bukti terhadap generasi-generasi berikutnya yang mana mereka telah melupakan hujah-hujah Allah terhadap mereka, dan melupakan pula apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepada para nabi terdahulu.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
dan tidaklah kamu tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka.
(QS. Al-Qashash [28]: 45)
Artinya, tiadalah kamu tinggal bersama penduduk kota Madyan seraya membacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, ketika kamu menceritakan perihal nabi mereka (yaitu Syu’aib ‘alaihis salam) dan apa yang ia katakan kepada kaumnya serta jawaban kaumnya terhadapnya.