Kata Pilihan Dalam Surah Al Qalam (68) Ayat 15
Lafaz ini adalah jamak dari jamak juga yaitu usthurah atau isthar, mufradnya ialah sathr yang bermakna al khat (tulisan).
Dalam Kamus Al Munjid dijelaskan, ia bermakna apa yang ditulis, percakapan yang tidak ada asas baginya atau apa yang ditulis dari keajaiban cerita orang yang terdahulu.
Kata dalam bentuk jamak ini disebut sembilan kali di dalam Al Qur’an yaitu surah:
• Al An’aam (6), ayat 25;
• Al Anfaal (8), ayat 31;
• Al Nahl (16), ayat 68;
• Al Mu’minnuun (23), ayat 83;
• Al Furqaan (25), ayat 5;
• Al Naml (27), ayat 68;
• Al Ahqaaf (46), ayat 17;
• Al Qalam (68), ayat 15;
• Al Muthaffifiin (83), ayat 13.
Al Baidawi berkata,
"Asaathir bermakna al abaathil (kebatilan-kebatilan), ini adalah karena mereka menjadikan kalam yang benar sama seperti khurafat–khurafat terdahulu yang berisi kebohongan-kebohongan."
Al Khazin berkata,
"Ia bermakna cerita-cerita atau percakapan-percakapan dari umat-umat terdahulu dan khabar berita serta cerita-cerita mereka dan apa yang mereka tulis.
Maksudnya, mereka mengatakan Al Quran seperti percakapan dan cerita-cerita terdahulu, bukan wahyu dari Allah."
An Nasafi menafsirkan lafaz ini dengan menyatakan "mereka menjadikan dan mengatakan Kalam Allah adalah dusta dan bohong."
Sedangkan dalam Tafsir Tanwir Al Miqbas, ia bermakna kebohongan orang terdahulu dan cerita-cerita dongeng mereka.
Kesimpulannya, asaathir bermakna kebatilan-kebatilan cerita yang ditulis.
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:68