Tafsir Quran
Tafsir Kemenag
Tafsir QS. Al-Qadr (97) : 4. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah menyatakan sebagian dari keistimewaan malam tersebut, yaitu turunnya para malaikat bersama Jibril dari alam malaikat sehingga tampak oleh Nabi ﷺ, terutama Jibril yang menyampaikan wahyu.
Penampakan Jibril kepada Nabi ﷺ dalam rupanya yang asli adalah perintah Allah, setelah Ia mempersiapkan Nabi-Nya untuk menerima wahyu yang akan disampaikannya kepada manusia yang mengandung kebajikan dan keberkahan.
Turunnya malaikat ke bumi adalah dengan izin Allah, tidak perlu kita menyelidiki bagaimana cara dan apa rahasianya.
Kita cukup beriman saja dengannya.
Adapun yang dapat diketahui manusia tentang rahasia alam ini hanya sedikit sekali, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:
Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. (Al Israa [17]: 85)
Malam itu (Lailatul-Qadr) adalah hari raya umat Islam karena merupakan waktu turunnya Alquran dan malam bersyukur kepada Allah atas kebajikan serta kenikmatan yang dikaruniakan-Nya.
Pada saat itu, malaikat ikut bersyukur bersama manusia atas kebesaran malam Qadar, sebagai tanda kemuliaan manusia yang menjadi khalifah Allah di muka bumi.
Di antara tanda-tanda Lailatul-Qadr adalah matahari terbit tanpa sinarnya yang memancar.
Ibnu ‘Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda tentang Lailatul-Qadr:
Lailatul qadar adalah malam yang tenang dan cerah, tidak panas dan tidak dingin, serta matahari pada pagi harinya berwarna merah terang.
(Riwayat Abu Dawud)
Tafsir Jalalain
Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Turunlah malaikat–malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu
(dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril
(di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu
(dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya
(untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu.
Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba, yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya.
Tafsir Ibnu Katsir
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Pada malam itu turun malaikat–malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
(QS. Al-Qadr [97]: 4)
Yakni banyak malaikat yang turun di malam kemuliaan ini karena berkahnya yang banyak.
Dan para malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka pun turun ketika Alquran dibacakan dan mengelilingi halqah-halqah zikir serta meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya.
Adapun mengenai ar-ruh dalam ayat ini, menurut suatu pendapat makna yang dimaksud adalah Jibril ‘alaihis salam, yang hal ini berarti termasuk ke dalam Bab
"Ataf khusus kepada umum."
Menurut pendapat lain menyebutkan, ar-ruh adalah sejenis malaikat tertentu, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di dalam surat An-Naba.
Hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
untuk mengatur segala urusan.
(QS. Al-Qadr [97]: 4)
Mujahid mengatakan bahwa selamatlah malam kemuliaan itu dari semua urusan.
Sa’id ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:
Malam itu (penuh) kesejahteraan.
(QS. Al-Qadr [97]: 5)
Bahwa malam itu penuh keselamatan, setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya.
Qatadah dan yang lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
(Ad’ Dukhan: 4)
Unsur-Unsur Pokok Surah Al Qadr
Unsur Pokok Surah Al Qadr (القدرِ)
Surat Al Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat ‘Abasa.
Surat ini dinamai "Al Qadr" (kemuliaan), diambil dari perkataan "Al Qadr" yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Keimanan:
▪ Alquran mulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan.
▪ Para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadr untuk mengatur segala urusan.