Sebab-Sebab Diturunkannya Surah Al Munafiquun (63) Ayat 1
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dll, yang bersumber dari Zaid bin Arqam bahwa Zaid bin Arqam mendengar ‘Abdullah bin Ybay berkata kepada teman-temannya: “Kalian jangan memberi nafkah kepada orang-orang yang dekat dengan Rasulullah ﷺ sebelum mereka meninggalkan agamanya.
Kelak apabila kita pulang ke Madinah, pasti orang yang mulia akan mengusir orang yang hina dari kota itu.”
Kejadian ini diterangkan oleh Zaid kepada pamannya, kemudian oleh pamannya disampaikan kepada Rasulullah ﷺ Rasulullah memanggil Zaid bin Arqam.
Zaid menerangkan kejadian itu kepada beliau.
Kemudian Rasulullah ﷺ memanggil Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya.
Akan tetapi mereka bersumpah di hadapan Rasulullah ﷺ bahwa mereka tidak pernah berkata demikian.
Rasulullah tidak mempercayai Zaid bin Arqam, bahkan beliau lebih mempercayai Abdullah bin Ubay .
Zaid merasa sedih, karena belum pernah mendapat musibah seperti itu.
Ia pun tinggal di rumahnya, dan tidak mau keluar.
Pamannya berkata: “Aku tidak bermaksud supaya Rasulullah membenci dan tidak mempercayaimu.” Maka Allah menurunkan ayat ini (Al-Munafiqun: 1) yang menegaskan bahwa kaum munafiqun selalu berdusta; dan ayat ini pun membenarkan ucapan Zaid bin Arqam.
Kemudian Rasulullah ﷺ mengutus seseorang kepada Zaid bin Arqam untuk membacakan ayat tersebut, dan menegaskan bahwa Allah membenarkan ucapannya.
Riwayat tentang Zaid bin Arqam ini mempunyai beberapa sumber, diantaranya ada yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut tejadi pada waktu Perang Tabuk, dan turunnya surat ini pada malam hari.
5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.
(Al-Munafiqun: 5)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah, diriwayatkan pula oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ada orang yang mengusulkan kepada ‘Abdullah bin Ubay supaya datang kepada Rasulullah ﷺ agar beliau memintakan ampunan Allah subhanahu wa ta’ala untuknya.
Akan tetapi ia menolaknya bahwkan berpaling.
Maka turunlah ayat ini (Al-Munafiqun: 5) berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan sifat-sifat kemunafikan, yaitu keras kepala.
Sumber : Asbabun Nuzul – K.H.Q Shaleh – H.A.A Dahlan dkk.