Tafsir QS. Al-Mu’min (40) : 3. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini dijelaskan lima macam sifat Allah yang menurunkan Alquran:
1. Pengampun Dosa
Sifat Allah ini ditegaskan pula pada ayat yang lain, sebagaimana firman Allah:
نَبِّئْ عِبَادِيْٓ اَنِّيْٓ اَنَا الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(Al-Hijr [15]: 49)
Dan firman-Nya:
اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Az-Zumar [39]: 53)
Bagaimana pun banyaknya dosa seseorang apabila ia meminta ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengampuni semua dosanya sebagaimana dijelaskan dalam hadis Qudsi sebagai berikut:
Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kamu melakukan kesalahan di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun pada-Ku, niscaya Aku mengampuninya.
(Riwayat Muslim dari Abu Dzarr)
Di dalam hadis Qudsi yang lain, Allah menegaskan pula:
Allah ﷻ berfirman,
"Wahai anak Adam! Selagi kamu meminta dan mengharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosa-dosa yang ada padamu dan tidak Aku pedulikan lagi.
Wahai anak Adam! Andaikata dosamu (bertumpuk) dan telah sampai ke awan langit, kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampuninya dan tidak Aku pedulikan lagi.
(Riwayat at-Tirmidzi dari Anas bin Malik)
2. Penerima Tobat
Sifat Allah ini ditegaskan pula pada ayat yang lain di dalam Alquran:
اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ
Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya.
(At-Taubah [9]: 104)
Seseorang yang telah berbuat kejahatan seperti penganiayaan dan lain-lain, kemudian ia bertobat, menyesali perbuatannya itu, mempertebal imannya, berbuat baik, dan tetap di jalan Allah, maka Allah akan menerima tobatnya, sebagaimana firman-Nya:
فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Tetapi barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya.
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(Al-Ma’idah [5]: 39)
Dan firman-Nya:
وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى
Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk. (Thaa haa [20]: 82)
Dan firman-Nya lagi:
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Kecuali mereka yang telah bertobat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya), mereka itulah yang Aku terima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]: 160)
3. Hukuman-Nya Sangat Berat.
Mengenai hal ini Allah ﷻ berfirman:
اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ
Bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al-Baqarah [2]: 165)
Orang-orang yang berbuat jahat, bergelimang dosa seperti mendustakan dan memungkiri ayat-ayat Allah, menempuh jalan yang sesat yaitu selain jalan yang telah ditunjukkan dan digariskan-Nya, mereka itulah yang mendapat siksa Allah yang berat dan keras, sebagaimana firman-Nya:
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا فَاَخَذَهُمُ اللّٰهُ بِذُنُوْبِهِمْ وَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir’aun dan orang-orang yang sebelum mereka.
Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya.
Allah sangat berat hukuman-Nya. (Ali ‘Imran [3]: 11)
Pada ayat lain Allah menegaskan:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ
Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat.
Allah Mahaperkasa lagi mempunyai hukuman. (Ali ‘Imran [3]: 4)
Dan firman-Nya pula:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ
Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shad [38]: 26)
4. Pemberi Karunia.
Setiap karunia dan nikmat yang kita peroleh adalah dari Allah sebagaimana firman-Nya:
فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَنِعْمَةً وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Sebagai karunia dan nikmat dari Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Al-Hujurat [49]: 8)
Dan firman-Nya:
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَ
Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. (An-Nahl [16]: 53)
Tidak ada seorang manusia, dengan jalan apa pun, yang dapat memberi angka yang pasti mengenai banyaknya karunia dan nikmat yang telah diberikan Allah padanya, sebagaimana firman-Nya:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. (An-Nahl [16]: 18)
5. Allah Maha Esa
Salah satu sifat Allah yang wajib diimani yaitu bahwa Dia Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, tiada sekutu bagi-Nya, tiada sesuatu yang serupa dengan Dia, sebagaimana firman Allah:
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Asy Shyuura [42]: 11)
Sekiranya Ia mempunyai sekutu, ada tuhan lain yang berkuasa sama dengan kekuasaan-Nya, maka dunia ini akan hancur sebagaimana firman Allah:
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa.
Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arasy, dari apa yang mereka sifatkan. (Al-Anbiyaa [21]: 22)
Orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga termasuk golongan yang ingkar dan kafir, karena sebenarnya Allah itu Esa, tiada Tuhan selain Dia, firman Allah:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّآ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَاِنْ لَّمْ يَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (Al-Ma’idah [5]: 73)
Ayat ini diakhiri dengan suatu ketegasan bahwa semua makhluk akan kembali kepada Allah dan di sanalah nanti disempurnakan balasan bagi mereka menurut perbuatan mereka masing-masing sebagaimana firman Allah:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (Al-Baqarah [2]: 281)