Kata Pilihan Dalam Surah Al Jumu’ah (62) Ayat 5
Lafaz ini berbentuk jamak, mufradnya terbagi dua.
Pertama, as sifr artinya kitab, kitab yang besar atau bahagian dari kitab Taurat.
Kedua, as safar, artinya jauh perjalanan atau waktu baru saja matahari terbenam.
Dalam syara’, ia bermaksud keluar dengan tujuan musafir selama tiga hari tiga malam yang menjadi sebab keringanan bagi mengqasarkan shalat empat rakaat.
Lafaz ini disebut dua kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah:
• Saba’ (34), ayat 19;
• Al Jumu’ah (62), ayat 5.
Lafaz dalam bentuk jamak ini mempunyai dua makna.
Pertama, ia bermaksud perjalanan sebagaimana disebut dalam surah Saba’.
Ayat ini menerangkan kekufuran dan sikap melampaui batas dalam mengkufuri nikmat Allah dan bosan dengan kerehatan.
Mereka meminta kepada Allah untuk menjauhkan di antara kampung-kampung mereka yang berdekatan supaya dapat berjalan di padang pasir yang tandus sehingga menambah jauh perjalanan.
Maka Allah mengabulkan doa mereka dengan menghancurkan kampung-kampung itu sehingga menjadi padang pasir yang sangat tandus.
ASy Syawkani berkata,
"Sesungguhnya Allah menjauhkan jarak perjalanan mereka.
Padahal ia berdekatan dengan kampung-kampung, pohon dan air.
Hal ini mengisyaratkan kepada kesombongan mereka."
Az Zamakhsyari berkata,
"Permintaan mereka itu seperti permintaan Bani Israil yang meminta bawang putih dan bawang merah sebagai nikmat pengganti roti dan madu (al manna wa as salwa)"
Kedua, ia bermakna bahagian dari kitab Taurat, sebagaimana yang terdapat dalam surah Al Jumu’ah.
Ibnu Katsir berkata,
”Ayat ini adalah celaan bagi orang Yahudi yang diturunkan kepada mereka kitab Taurat dan disuruh mengamalkannya.
Namun, mereka tidak mengamalkannya sehingga mereka diibaratkan seperti keledai yang membawa kitab yang tidak tahu kandungannya.
Begitu juga mereka yang menghafalnya, tetapi tidak memahami dan mengamalkan kandungannya, malah mengubah dan menyelewengkannya.
Mereka itu lebih hina dari keledai karena keledai tidak faham isi kitab sedangkan mereka mempunyai kefahaman, namun tidak menggunakannya.
Oleh karena itu, Allah menyatakan dalam ayat Nya, "Mereka itu seperti binatang ternak, malah mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang yang lalai."
Ibnu Qutaibah orang Yahudi membawa kitab Taurat dan tidak mengamalkannya.
Mereka seperti keledai yang membawa kitab ilmu tetapi tidak memlkirkannya"
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:70-71