Kata Pilihan Dalam Surah Al Jinn (72) Ayat 4
Lafaz ini dalam bentuk mashdar, berasal dari kata syatta-yqsyuttu.
Syatta Al makaan bermakna tempat itu jauh.
Syatta fil amr berarti melampaui batas.
Syatta fil hukm bermakna berlaku zalim dalam hukum.
Al Husain Ad Daamaghani berkata,
lafaz ini mempunyai dua makna asal.
Pertama, bermakna dusta dan bohong.
Kedua, bermakna penyimpangan dan kezaliman.
Disebut dua kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah:
• Al Kahfi (18), ayat 14;
• Al Jin (72), ayat 4.
Qatadah berpendapat, syatata membawa makna pendustaan.
Ibnu Zaid menyatakan, syatata bermakna silap dalam percakapan.
Ibnu Jarir At Tabari meyimpulkan, lafaz syatata bermakna pendustaan yang melampau, kadar penipuannya berlebih-lebihan.
Kesimpulannya, lafaz syatata dalam kedua surah dikaitkan dengan al qaul atau perkataan.
Keduanya mempunyai satu makna yaitu perkataan yang tidak baik, dusta dan syirik.
Namun, perkataan itu lahir dan keluar dari dua makhluk ciptaan Allah.
Pertama, penyataan dan perkataan itu keluar daripada enam orang hamba yang shaleh atau Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat dalam surah Al Kahfi.
Mereka hanya menyembah Allah dan tidak menyembah berhala sebagaimana yang diseru oleh raja mereka dan dilakukan oleh kaum mereka.
Untuk menyembah Allah, mereka mendirikan tempat ibadah.
Perkara itu diketahui oleh raja mereka, lalu mereka dipanggil menghadap bagi mengetahui apa yang mereka lakukan.
Dalam kesempatan itu, mereka mengajak raja menyembah Allah dengan ayat, "Tuhan kami adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi" Mereka berkata lagi, yaitu sekali-kali dan selamanya kami tidak akan menyembah selain daripada Nya.
Sekiranya kami berbuat demikian, perbuatan itu adalah tidak benar dan sesat," Oleh karena itu, mereka berkata,
ن نَّدْعُوَا۟ مِن دُونِهِۦٓ إِلَٰهًاۖ لَّقَدْ قُلْنَآ إِذًا شَطَطًا
yaitu sekiranya kami berbuat demikian, kami berkata dusta, tidak benar dan mengada-adakan.
Kedua, perkataan syatata keluar dari mulut jin yang beriman kepada Al Qur’an.
Allah berfirman,
وَأَنَّهُۥ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى ٱللَّهِ شَطَطًا
Jin berkata,
"Maha suci Allah, apabila mereka masuk Islam dan beriman pada Al Qur’an dari menjadikan sahabat dan anak baginya, kemudian mereka berkata,
Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,"
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:313