Kata Pilihan Dalam Surah Al Hadid (57) Ayat 23
Arti kata fakhr adalah sikap berbangga diri atau sombong atas sesuatu yang dimiliki seperti harta, pangkat atau yang lain.
Untuk menyebut orang yang mempunyai sikap seperti itu digunakan kata faakhir, fakhuur dan fakhiir. Sedangkan untuk menyebut sikap saling berbangga dan sombong yang terjadi di antara manusia maka digunakan kata tafaakhur.
Dari kelima kata di atas, Al Qur’an hanya menyebut kata fakhuur dan tafaakhur saja.
Kata fakhuur diulang empat kali dalam Al Qur’an, yaitu dalam surah:
• An Nisaa‘ (4), ayat 36;
• Hud (11), ayat 10;
• Luqman (31), ayat 18;
• Al Hadid (57), ayat 23.
Sedangkan kata tafaakhur di ulang sekali saja, yaitu pada surah Al Hadid (57), ayat 20. Pada surah Al Hadid (57), ayat 20, Allah menerangkan realitas kehidupan manusia di dunia yang sebahagian besar waktunya dihabiskan untuk permainan, melakukan perbuatan-perbuatan yang melalaikan hati dari ingat kepada Allah, menyombongkan diri dan berbangga-bangga di hadapan yang lain dan juga berlomba-lomba untuk memperbanyak harta dan keturunan.
Padahal semuanya itu akan berakhir dan akan men dapat pembalasan di akhirat.
Pada beberapa ayat berikutnya, yaitu ayat ke 23 surah Al Hadid, Allah menegaskan secara khusus bahawa Dia sangat tidak menyukai orang yang bersikap sombong (mukhtaalin fakhuur) dalam kehidupan di dunia.
Kebencian Allah kepada muktaalin dan fakhuur juga disebut pada surah An Nisa (4), ayat 36 dan surah Luqman (31), ayat 18.
Arti kata mukhtaalin dan fakhuur adalah hampir sama yaitu orang yang sombong namun di antara keduanya ada perbedaan; muktaalin adalah orang sombong yang kesombongannya tampak pada perilaku dan gerak tubuhnya, sedangkan fakhuur adalah orang sombong yang kesombongannya tampak pada ucapannya umpamanya dengan menceritakan kebaikan kebaikan yang pernah dilakukannya dengan penuh rasa kesombongan.
Dalam ketiga ayat tersebut ditegaskan bahawa sikap sombong seperti itu adalah sikap yang sangat tidak di sukai oleh Allah.
Sedangkan pada surah Hud (11), ayat 10, Allah menerangkan bila biasanya seseorang men jadi sombong (fakhuur), yaitu sewaktu Allah menghilangkan kepayahan dan kesusahan dari diri seseorang dan menggantinya dengan kemudahan dan kelapangan.
Pada saat seperti ini biasanya pada diri manusia muncul rasa bangga dengan diri sendiri karena merasa telah berjaya melewati ujian dan cobaan, selanjutnya muncul rasa sombong dan merasa lebih hebat berbanding dengan orang lain.
Padalah sebenarnya kejayaan yang diperolehnya itu adalah anugerah dan karunia Allah.
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:407-408