Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam ayat berikutnya:
Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya.
(QS. Al-Haqqah [69]: 9)
Menurut suatu qiraat dibaca qiblihi dengan huruf qaf yang di-kasrah-kan, artinya dari sisi Fir’aun, yakni mereka yang berada di masanya dari kalangan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang kafir dari bangsa Egypt.
Sedangkan ulama lainnya membacanya qablahu, yang artinya orang-orang yang sebelumnya dari kalangan umat-umat yang berperi laku seperti dia.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan.
(QS. Al-Haqqah [69]: 9)
Mereka adalah umat-umat yang mendustakan rasul-rasulnya.
karena kesalahan yang besar.
(QS. Al-Haqqah [69]: 9)
Yaitu mendustakan apa yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
Menurut Ar-Rabi’ ibnu Anas, arti khati-ah ialah perbuatan maksiat.
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kesalahan yang besar.
Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka.
(QS. Al-Haqqah [69]: 10)
Lafaz rasul merupakan isim jenis, artinya masing-masing dari mereka telah mendustakan utusan Allah yang dikirim kepada mereka.
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.
(QS. Qaaf [50]: 14)
Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia mendustakan semua rasul.
Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.
(QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 105)
Kaum Ad telah mendustakan para rasul.
(QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 123)
Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul.
(QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 141)
Karena sesungguhnya yang datang kepada tiap umat hanyalah seorang rasul.
Untuk itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.
(QS. Al-Haqqah;
10)
Yakni siksaan yang besar, keras, lagi menyakitkan.
Mujahid mengatakan bahwa rabiyah artinya keras.
As-Saddi mengatakan siksaan yang membinasakan.