Tafsir QS. Al-Fath (48) : 18. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menyampaikan kepada Rasulullah ﷺ bahwa Dia telah meridai baiat yang telah dilakukan para sahabat kepada beliau pada waktu Bai’ah ar-Ridhwan.
Para sahabat yang ikut baiat pada waktu itu lebih kurang 1.400 orang.
Menurut riwayat, ada seorang yang ikut bersama Rasulullah ﷺ, tetapi tidak ikut baiat, yaitu Jadd bin Qais Al-Ansari.
Dia adalah seorang munafik.
Para sahabat yang melakukan baiat itu telah berjanji akan menepati semua janji yang telah mereka ucapkan walaupun akan berakibat kematian diri mereka sendiri.
Hal itu tersebut dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dari Salamah bin Al-Akwa’, bahwa ia berkata:
Aku telah melakukan baiat kepada Rasulullah ﷺ kemudian aku berjalan menuju bayangan pohon (Samurah).
Ketika orang-orang mulai sedikit, Nabi ﷺ berkata,
"Wahai Ibnu Al-Akwa’, tidakkah kamu ikut melakukan baiat."
Aku berkata,
"Wahai Rasulullah, aku sudah melakukan baiat."
Rasulullah berkata,
"Yang ini juga."
Maka aku melakukan baiat untuk kedua kalinya.
Aku (Yazid bin Abu ‘Ubaid, salah seorang sanad hadis ini) bertanya pada Salamah bin Al-Akwa’,
"Wahai Abu Muslim (panggilan Salamah), untuk apa kalian melakukan baiat pada hari itu?"
Ia menjawab,
"Untuk mati."
(Riwayat Bukhari dari Salamah bin Al-Akwa’)
Allah menjanjikan balasan berupa surga yang penuh kenikmatan kepada orang-orang yang ikut baiat itu.
Hal ini ditegaskan pula dalam hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidak seorang pun akan masuk neraka dari orang-orang yang ikut baiat di bawah pohon (Samurah) itu.
Menurut Nafi’, ketika ‘Umar bin Al-Khaththab mendengar bahwa para sahabat sering berdatangan mengunjungi pohon itu untuk mengenang dan memperingati peristiwa Bai’ah ar-Ridhwan, maka beliau memerintahkan untuk menebang pohon itu.
Umar memerintahkan agar pohon dan tempat itu tidak dikeramatkan dan dipuja oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga menjadi tempat timbulnya syirik.
Perbuatan Umar tersebut adalah sebagai saddu dhari’ah (menutupi celah atau kesempatan agar tidak terjadi syirik di kemudian hari).
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui isi hati dan kebulatan tekad kaum Muslimin yang melakukan baiat itu.
Oleh karena itu, Allah menanamkan dalam hati mereka ketenangan, kesabaran, dan ketaatan kepada keputusan Rasulullah ﷺ.
Allah menjanjikan pula kepada mereka kemenangan pada Perang Khaibar yang terjadi dalam waktu yang dekat.
Dengan demikian, ayat ini termasuk ayat yang menerangkan peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang, yaitu kemenangan kaum Muslimin pada Perang Khaibar.
Dan peristiwa itu benar-benar terjadi.