ثُمَّ لَا یَمُوۡتُ فِیۡہَا وَ لَا یَحۡیٰی
Tsumma laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa;
selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.
―QS. Al A’laa [87]: 13
―QS. Al A’laa [87]: 13
Pencarian untuk {phrase} ({results_count} dari {results_count_total})
Displaying {results_count} results of {results_count_total}
Neither dying therein nor living.
― Chapter 87. Surah Al A’laa [verse 13]
ثُمَّ | kemudian
Then
|
---|---|
لَا | tidak
not
|
يَمُوتُ | ia mati
he will die
|
فِيهَا | di dalamnya
therein
|
وَلَا | dan tidak
and not
|
يَحْيَىٰ | ia hidup
will live.
|
Tafsir QS. Al-A’la (87) : 13. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka itu menjalani siksaan yang tidak ada habis-habisnya.
Mereka merasakan sakit yang tidak ada batasnya, tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup.
Allah ﷻ berfirman:
Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka neraka Jahanam.
Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka azabnya.
Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Faathir [35]: 36)
Tafsir QS. Al A’laa (87) : 13. Oleh Muhammad Quraish Shihab:
Kemudian ia tidak akan mati di dalam neraka–sehingga dapat tenang dengan kematian itu–dan juga tidak akan hidup dengan kehidupan yang menyenangkan.
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh:
Orang yang takut kepada Tuhan akan mengambil pelajaran.
Adapun orang-orang celaka yang menjauhi peringatan, dia tidak takut kepada Tuhannya.
Dia akan memasuki api neraka Jahanam yang besar dan merasakan panasnya.
Di dalamnya dia tidak akan mati sehingga bisa beristirahat, tidak pula hidup dengan kehidupan yang bermanfaat baginya.
Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan dirinya dari akhlak yang buruk, dan mengingat Allah, mengesakanNya, berdoa dan melakukan segala yang diridhai-Nya, orang yang selalu mendirikan shalat pada waktunya dengan mengharap ridha Allah dan mengerjakan syariat-Nya.
Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Kemudian dia tidak mati di dalamnya) hingga ia dapat beristirahat
(dan tidak pula hidup) dengan kehidupan yang menyenangkan.
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
{سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى}
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran.
(QS. Al-A’la [87]: 10)
Yaitu yang mau menerima sebagai pelajaran dari apa yang engkau sampaikan, hai Muhammad, adalah orang yang hatinya takut kepada Allah dan meyakini bahwa dia pasti akan menghadap dan berdua dengan-Nya.
{وَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلا يَحْيَا}
orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.
(Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).
Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
(QS. Al-A’la [87]: 11-13)
Yakni tidak dapat mati sehingga ia terhenti dari siksaannya, dan tidak pula hidup dengan kehidupan yang memberi manfaat baginya.
Bahkan kehidupannya itu merupakan penderitaan dan mudarat baginya, karena dengan kehidupannya yang kekal ia selalu menderita pedihnya siksaan dan berbagai macam pembalasan yang ditimpakan kepadanya secara abadi dan kekal.
Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu ‘Adiy dari Sulaiman yakni At-Tamimi dari Abu Nadrah dari Abu Sa’id yang telah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya, maka mereka tidak mati dan tidak (pula) hidup.
Dan orang-orang yang dikehendaki oleh Allah mendapatkan rahmat (Nya) maka Allah mematikan mereka di dalam neraka, dan orang-orang yang telah diberi izin untuk memberi syafaat masuk menemui mereka, kemudian seseorang dari para pemberi syafaat itu mengambil segolongan besar manusia lalu dia menumbuhkan mereka dengan memasukkan mereka ke dalam sungai kehidupan, atau ke dalam sungai yang ada di dalam surga, hingga mereka tumbuh (hidup) kembali sebagaimana biji-bijian yang dibawa oleh banjir tumbuh (di tepian sungai).
Dan perawi melanjutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda pula:
Pernahkah kalian melihat proses tumbuhnya pohon, pada awal mulanya hijau, kemudian menguning, kemudian hijau kembali?
Perawi melanjutkan, bahwa sebagian di antara mereka mengatakan bahwa Nabi ﷺ menceritakan demikian seakan-akan beliau ﷺ pernah berada di daerah pedalaman.
Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Yazid dari Abu Nadrah dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang telah mengatakan, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda:
Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya maka sesungguhnya mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup.
Berbeda halnya dengan orang-orang yang dikenai oleh api neraka karena dosa-dosa atau karena kesalahan-kesalahan mereka;
maka Allah mematikan mereka dengan sebenarnya, hingga manakala mereka telah berubah menjadi arang, diberilah izin untuk mendapatkan syafaat.
Kemudian didatangkanlah mereka serombongan demi serombongan, lain dimasukkanlah mereka ke dalam sungai-sungai yang ada di dalam surga.
Kemudian dikatakan,
"Hai ahli surga, sambutlah mereka!",
maka mereka tumbuh (hidup) kembali sebagaimana biji-bijian yang dibawa oleh arus banjir tumbuh.
Perawi melanjutkan bahwa seorang lelaki dari kalangan kaum yang hadir saat itu mengatakan, bahwa seakan-akan Rasulullah ﷺ pernah tinggal di daerah pedalaman.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini melalui hadis Bisyr ibnul Mufaddal dan Syu’bah, yang keduanya dari Abu Salamah alias Sa’id ibnu Yazid dengan teks yang semisal.
Imam Ahmad telah meriwayatkan pula melalui Yazid dari Sa’id ibnu Iyas Al-Jariri dari AbuNadrah dari Abu Sa’id dari Nabi ﷺ yang telah bersabda:
Sesungguhnya ahli neraka yang tidak akan dikeluarkan oleh Allah, mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup.
Dan sesungguhnya ahli neraka yang dikehendaki oleh Allah untuk dikeluarkan, maka Allah mematikan mereka dengan sebenarnya hingga tubuh mereka hangus menjadi arang.
Kemudian dikeluarkanlah mereka (dari neraka) rombongan demi rombongan, lalu dilemparkan ke dalam sungai surga dan mereka disirami dengan air dari sungai surga, maka mereka tumbuh (hidup) kembali bagaikan biji-bijian yang dibawa arus banjir tumbuh.
Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitakan perihal ahli neraka melalui firman-Nya:
وَنادَوْا يَا مالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنا رَبُّكَ قالَ إِنَّكُمْ ماكِثُونَ
Mereka berseru,
"Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja."
Dia menjawab,
"Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)."
(QS. Az-Zukhruf [43]: 77)
Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
لَا يُقْضى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذابِها
Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.
(QS. Faathir [35]: 36)
Dan masih ada lagi ayat-ayat lain yang semakna dengan ini.
Unsur Pokok Surah Al A’laa (الأعلى)
Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At Takwiir.
Nama Al-A’laa diambil dari kata "Al A laa" yang terdapat pada ayat pertama, berarti "Yang Paling Tinggi."
Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man ibnu Basyir bahwa Rasulullah ﷺ pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat jum’at membaca surat Al ‘Alaa pada raka’at pertama dan surat Al-Ghaasyiyah pada raka’at kedua.
Keimanan:
▪ Perintah Allah untuk bertasbih dengan menyebut nama-Nya.
▪ Nabi Muhammad ﷺ sekali-kali tidak lupa pada ayat-ayat yang dibacakan kepadanya.
▪ Jalan-jalan yang menjadikan orang sukses hidup dunia dan akhirat.
▪ Allah menciptakan, menyempurnakan ciptaan-Nya, menentukan kadar-kadar.
▪ Memberi petunjuk dan melengkapi keperluan-keperluannya sehingga tercapai tujuannya.
QS. Al-A'laa (87) : 1-19 ⊸ Misyari Rasyid Alafasy
Ayat 1 sampai 19 + Terjemahan Indonesia
QS. Al-A'laa (87) : 1-19 ⊸ Nabil ar-Rifa’i
Ayat 1 sampai 19
Ayat ini terdapat dalam surah Al A’laa.
Surah Al-A’la (Bahasa Arab:الْأعلى) adalah surat ke 87 dalam Al Qur’an.
Surat ini tergolong surat makiyyah yang terdiri atas 19 ayat.
Dinamakan Al A’laa yang berarti Yang paling tinggi diambil dari perkataan Al A’laa yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man bin Basyir bahwa rasulullah ﷺ pada salat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan salat Jumat membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Nomor Surah | 87 |
---|---|
Nama Surah | Al A’laa |
Arab | الأعلى |
Arti | Yang paling tinggi |
Nama lain | – |
Tempat Turun | Mekkah |
Urutan Wahyu | 8 |
Juz | Juz 30 |
Jumlah ruku’ | 1 ruku’ |
Jumlah ayat | 19 |
Jumlah kata | 72 |
Jumlah huruf | 296 |
Surah sebelumnya | Surah At-Tariq |
Surah selanjutnya | Surah Al-Gasyiyah |
87:13, 87 13, 87-13, Surah Al A'laa 13, Tafsir surat AlAlaa 13, Quran Al Ala 13, Al-A’la 13, Surah Al Ala ayat 13
87:13
۞ QS. 87:1 • Ar Rabb (Tuhan) • Al ‘Aliyy (Maha Tinggi)
۞ QS. 87:3 • Penentuan takdir sebelum penciptaan • Allah menggerakkan hati manusia • Segala sesuatu ada takdirnya • Hidayah (petunjuk) dari Allah •
۞ QS. 87:5 • Beberapa ayat yang menjelaskan tentang hari kebangkitan
۞ QS. 87:7 • Keluasan ilmu Allah • Sifat Masyi’ah (berkehendak) • Al ‘Alim (Maha megetahui)
۞ QS. 87:11 • Azab orang kafir
۞ QS. 87:12 • Keadaan orang kafir pada hari penghimpunan • Azab orang kafir
۞ QS. 87:13 • Keadaan orang kafir pada hari penghimpunan • Mereka yang kekal dalam neraka • Azab orang kafir • Keabadian siksaan orang kafir •
۞ QS. 87:14 • Pahala iman • Keutamaan iman • Amal shaleh sebagai pintu kebaikan • Kebutuhan muslim terhadap amal saleh •
۞ QS. 87:17 • Kebaikan yang ada di alam akhirat
۞ QS. 87:18 • Kewajiban dan keutamaan beriman pada kitab-kitab • Pengakuan antara satu kitab dengan lainnya
۞ QS. 87:19 • Kewajiban dan keutamaan beriman pada kitab-kitab • Pengakuan antara satu kitab dengan lainnya
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.
Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
― QS. Al-‘Ankabut [29]: 41
Ya Tuhanku,
jadikanlah aku & anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat,
ya Tuhan kami,
perkenankanlah doaku.
― QS. Ibrahim [14]: 40
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu & tidak (pula) menyerah (kepada musuh).
Allah menyukai orang-orang yang sabar.
Mereka jadikan orang alimnya sebagai tuhan selain Allah & (pertuhankan) Al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh sembah Tuhan Yang Esa, tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan
― QS. At-Taubah [9]: 31
Penjelasan:
Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dalam Alquran. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.121 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Alquran.
+
ArrayShare your Results:
Berikut ini, yang tidak mengandung moral terpuji, adalah … Orang yang jujur akan senantiasa mengatakan … Lawan kata dari jujur ??adalah … Orang yang suka berbohong adalah orang … Bekerja tepat waktu adalah salah satu ciri orang yang …
Berakhirnya seluruh kehidupan di dunia dinamakan … Hari kiamat di jelaskan dalam Alquran, surah … .Tempat berkumpulnya manusia di akhirat di sebut padang … Salah satu hikmah mempercayai datangnya hari akhir, yaitu … … Surah yang menjelaskan bahwa ‘Allah Subhanahu Wa Ta`ala tempat meminta’, yaitu … …
Arti hadits maudhu’ adalah … Pengertian ijtihad menurut istilah adalah … Orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan infefensi hukum-hukum syariat dari sumber-sumber yang terpercaya disebut dengan … Berdasarkan bahasa, ijma artinya adalah … Era ketidaktahuan juga disebut zaman …
Apa itu Al-Wala wa Al-Bara? Al-Wala’ wal-Bara’ merupakan kaidah prinsip di dalam akidah Islam tentang loyalitas terhadap muslimin dan pelepasan diri dari orang kafir. Definisi Al-Wala...
Siapa itu Sulaiman bin Yasar? Abu Ayyub Sulaiman bin Yasar Al-Hilali Al-Madani adalah seorang ulama terkenal dari golongan tabi’in, dan salah dari Tujuh Fuqaha Madinah. Ia diperkirakan lahir pad...
Apa itu Ayat Muhkamat? Jenis ayat menurut maknanya Ada dua jenis ayat dibagi menurut maknanya: Ayat Muhkamat yakni ayat dengan makna jelas dan langsung. Ayat Mutasyabihat yakni dengan makna samar, a...