Nazar yang tidak sempat dibayar?
Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 6771
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: إِنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ فَمَاتَتْ قَبْلَ أَنْ تَحُجَّ، أَفَأَحُجَّ عَنْهَا؟ قَالَ:
نَعَمْ، حُجِّي عَنْهَا. أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. فَقَالَ: اقْضُوا اللَّهَ الَّذِي لَهُ فَإِنَّ اللَّهَ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ.
Dari Ibn Abbas: Bahwa seorang wanita menemui Nabi ﷺ dan berujar: Ibuku bernazar untuk haji, namun ia meninggal dunia sebelum sempat haji, bolehkah aku menggantikan hajinya? Beliau menjawab:
Ya, berhajilah engkau untuk menggantikannya.
Sekiranya ibumu mempunyai hutang, bukankah engkau akan melunasinya?
Dia menjawab:
Ya.
Beliau bersabda:Penuhilah hutang kepada Allah, sebab Allah lebih berhak untuk dilunasi hutangnya.
1. Diperbolehkan seseorang melakukan haji sebagai ganti orang lain yang telah meninggal dunia.
2. Hutang kepada Allah lebih berhak dilunasi, karena itu jika anda mempunyai hutang kepada Allah – berupa nazar atau shalat yang belum diqadha, maka hendaknya anda melunasinya segera.