Malaikat yang menaungi Abdullah ibn Amr yang syahid
Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 1167
عَنْ جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي، وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْهَانِي، فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
تَبْكِينَ أَوْ لاَ تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلاَئِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ.
Dari Jabir ibn Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Ketika bapakku gugur aku menyingkap kain penutup wajahnya dan menangis, maka orang-orang melarangku sedangkan Nabi ﷺ tidak melarangku (menangis). Bibiku Fathimah pun ikut menangis, maka Nabi ﷺ bersabda:
Kamu menangis atau tidak menangis, malaikat akan senantiasa menaunginya dengan sayapnya sampai kalian mengangkatnya.
1. Menangisi orang yang meninggal dunia tidaklah dilarang dalam islam, yang tidak diperbolehkan adalah meratapi dan memukul diri atau menampar pipi akibat kesedihan yang mendalam.
2. Abdullah ibn Amr, ayah Jabir ibn Abdillah yang syahid, dinaungi oleh malaikat yang membawa ruhnya setelah kematiannya.