HADITS KE-908
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:
( جَعَلْتُ عَلَى عَيْنِي صَبْرًا, بَعْدَ أَنْ تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّهُ يَشِبُ اَلْوَجْهَ, فَلَا تَجْعَلِيهِ إِلَّا بِاللَّيْلِ, وَانْزِعِيهِ بِالنَّهَارِ, وَلَا تَمْتَشِطِي بِالطِّيبِ, وَلَا بِالْحِنَّاءِ, فَإِنَّهُ خِضَابٌ قُلْتُ:
بِأَيِّ شَيْءٍ أَمْتَشِطُ?
قَالَ:
بِالسِّدْرِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ
Ummu Salamah Radliyallaahu ‘anhu berkata:
Aku menggunakan jadam di mataku setelah kematian Abu Salamah.
Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“(Jadam) itu mempercantik wajah, maka janganlah memakainya kecuali pada malam hari dan hapuslah pada siang hari, jangan menyisir dengan minyak atau dengan pacar rambut, karena yang demikian itu termasuk celupan (semiran).
Aku bertanya:
Dengan apa aku menyisir?.
Beliau bersabda:
“Dengan bidara.”
Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i.
Sanadnya hasan.