Makna Tadharru’ adalah penuh harap dan merendahkan diri, dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala, terutama ketika sedang berdoa.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (penuh harap) dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(QS al-A’raf : 55).
Tadharru’ merupakan akhlak dan etika yang harus kita bangun ketika membina hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
Hal ini kita lakukan sebagai wujud penghambaan diri kita kepada Zat Penguasa alam semesta, Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
Tadharru mengandung makna tadzallul (kerendahan dan kehinaan diri) dan istiqamah (ketundukan diri).
(Jami’ul bayan ‘an ta’wil al-Qur’an, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari).
Oleh karena itu, ketika kita ber-tadharru’ kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala, akan menumbuhkan kesungguhan dan kekhusyukan dalam beribadah dan berdoa serta menjadi sebab Allah Subhanahu Wa Ta`ala akan meninggikan derajat kita di sisi-Nya.
Mari kita renungi penjelasan Imam Ahmad bin Hambal ketika mendeskripsikan tadharru agar kita dapat bersikap tadharru, beliau berkata,
“Bayangkan seseorang yang tenggelam di tengah lautan dan yang dimilikinya hanyalah sebatang kayu yang digunakannya supaya terapung.”
“Ia menjadi semakin lemah dan gelombang air mendorongnya semakin dekat pada kematian.
Bayangkanlah ia dengan tatapan matanya yang penuh harapan menatap ke arah langit dengan putus asa sambil berteriak,
“Ya Tuhanku, Tuhanku!”
Bayangkanlah betapa putus asanya dia dan betapa tulusnya ia meminta pertolongan Tuhan.
Itulah yang disebut dengan tadharru’ di hadapan Allah.
Mandi jinabah
Apa itu Mandi jinabah? Mandi besar atau mandi wajib adalah mandi atau menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Hal itu adalah pengertian dalam syariat Islam. Arti al-gusl secara etimologi adalah menuangkan air pada sesuatu. Syarat sah mandi Sebagai pembeda mandi biasa dengan mandi wajib perbed … • Mandi wajib, Mandi Janabah