Di antara tokoh ulama dan murabbi terbaik pada masa tabiin adalah Muhammad bin Wasi’.
Nama lengkap beliau Muhammad bin Wasi’ bin Jabir bin Akhnas, imam rabbani, sang teladan, Abu Bakar al-Azdi al-Bashri.
Muhammad bin Wasi’ adalah seorang imam rabbani, perawi hadis yang terpercaya, panutan dan tokoh ulama tabiin dari Bashrah, integritas ilmu dan keshalihannya sudah diakui oleh ulama di zamannya maupun generasi setelahnya.
Beliau adalah murid sahabat yang agung, Anas bin Malik, beliau juga sahabat karib tokoh besar Malik bin Dinar, dan Hasan Al-Bashri yang merupakan syaikh tabiin menjulukinya dengan zainul Quran.
Ibnu Syudzab berkata: Jika di tanya siapa penduduk Bashrah yang paling utama, maka dia adalah Muhammad bin Wasi’.
Beliau meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik, Ubaid bin Amr, Mutarrif bin Syakhir, Abdullah bin Shamit dan Abu Shalih Siman, dan Sirin, serta ulama’ lainnya.
Beliau meriwayatkan sekitar lima belas hadis.
Murabbi yang Rabbani
Muhammad bin Wasi’ di kenal sebagai salah seorang ulama rabbani yang haus ilmu, semangat mengamalkan apa yang telah dipelajarinya, kemudian menyadari tugas dan tanggung jawabnya mendidik dan mentarbiyah masyarakat dengan nilai-nilai Rabbaniyah, nilai-nilai keislaman yang sempurna dan menyeluruh, yang tidak rela kecuali pemahaman yang utuh.Tidak mengasingkan diri dan menjauh dari keramaian masyarakat dan hanya puas dengan puasa, shalat, dan bermunajat saja, tapi terus menempa diri dengan sikap keras terhadap hawa nafsunya, namun sekaligus menerjunkan diri dalam hiruk pikuk permasalahan yang terjadi pada orang-orang di sekelilingnya, kemudian berkontribusi untuk menyelesaikan persoalan zamannya.
Beliau juga menjadi murabbi yang sukses menggabungkan kekuatan sisi spiritual, kemudian diiringi dengan terjun ke medan perang menyambut seruan jihad.
Tidak banyak mereka yang bisa merasakan manisnya air mata yang tertumpah saat bermunajat dan berkhalwat, dengan panasnya debu dan darah di medan perjuangan.
Kehadiran ulama rabbani dalam medan jihad adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh pasukan Islam, karena mereka memberikan suntikan semangat dengan kekuatan ruh mereka.
Maka wajar jika wali Khurasan, Qutaibah bin Muslim saat melawan tentara musuh yang menggetarkan, ia mencari-cari sosok Muhammad bin Wasi’ dan ketika ia mendapati ulama’ tadi lengkap dengan senjata panahnya dan menengadahkan jemari tangannya, berdoa khusyu’ di pojok masjid, maka Quaibah berkata : Sungguh, jari-jemari itu lebih aku sukai daripada seratus ribu pedang yang terhunus dan seratus ribu pemuda yang gagah perkasa.
Maka wajar pula jika Al-Warraq berkata: Kita akan tetap dalam kebaikan sepanjang Tsabit al-Banani, dan Muhammad bin Wasi’ ada di tengah –tengah kita.
Iya, karena merekalah yang menjaga gawang akidah dan akhlak umat, yang membersamai mereka dengan ilmu dan taujihat.
Referensi: dakwatuna