Julaybib ( جليبب) adalah seorang Sahabat Nabi Muhammad yang berasal dari Madinah. Menurut sejarah, fisiknya yang pendek dan kurang menarik menyebabkan ia kurang dikenali di Madinah. Namun, Julaybib adalah salah seorang sahabat yang disayangi Nabi Muhammad
Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah simbol cacat kemasyarakatan.
Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak.
Demikianlah Julaibib. Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmat-Nya, tak satu makhluk pun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada, tidak begitu dengan sang Rasul rahmat bagi semesta alam.
Rasulullah ﷺ menawarinya menikah.
Dan Nabi ﷺ senantiasa terus mencari kesempatan untuk menikahkan Julaibib…
Hingga suatu hari, seorang laki-laki dari Anshar datang menawarkan putrinya yang janda kepada Rasulullah ﷺ agar beliau menikahinya.
Nabi ﷺ pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya:
اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا
“Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”
Tidak selang beberapa hari pernikahannya, Nabi ﷺ keluar dalam peperangan, dan Julaibib ikut serta bersama beliau. Setelah peperangan usai, manusia mulai saling mencari satu sama lain. Nabi ﷺ bertanya kepada mereka,
“Apakah kalian kehilangan seseorang?”
Mereka menjawab,
“Kami kehilangan Fulan dan Fulan…”
Kemudian beliau bertanya lagi,
“Apakah kalian kehilangan seseorang?”
Mereka menjawab,
“Kami kehilangan si Fulan dan si Fulan…”
Beliau bertanya lagi,
“Apakah kalian kehilangan seseorang?”
Mereka menjawab,
“Kami kehilangan Fulan dan Fulan…”
Beliau bersabda,
“Akan tetapi aku kehilangan Julaibib.”
Mereka pun mencari dan memeriksa di antara orang-orang yang terbunuh. Tetapi mereka tidak menemukannya di arena pertempuran. Terakhir, mereka menemukannya di sebuah tempat yang tidak jauh, di sisi tujuh orang dari orang-orang musyrik. Dia telah membunuh mereka, kemudian mereka membunuhnya.
Nabi ﷺ berdiri memandangi mayatnya, lalu membopongnya di atas kedua lengannya dan memerintahkan mereka agar menggali tanah untuk menguburnya.
Anas bertutur,
“Kami pun menggali kubur, sementara Julaibib tidak memiliki alas kecuali kedua lengan Rasulullah ﷺ, hingga ia digalikan dan diletakkan di liang lahatnya.”
Benarlah, “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
— QS. an-Nur [24]: 52
Nabi ﷺ juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih,
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.”
Para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?”
Beliau bersabda,
“Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku berarti ia telah enggan.”
Biodata Julaybib
Nama | Julaybib ( جليبيب غير منسوب ( رضي الله عنه |
---|---|
Level | Sahabat Nabi (radhiyallahu anhu) |
Tempat / Thn Lahir | (Hijaz) |
Tempat Menetap | Hijaz |
Penyebab kematian | Mati syahid |
Kegemaran | Recitation/Quran |
Guru | Nabi Muhammad ﷺ, |