Kategori: Istilah Hukum Waris
Al-Isha
Isha adalah memberikan kuasa kepada seseorang untuk melaksanakan sesuatu yang akan dilaksanakan sesudah yang memberikan kuasa meninggal dunia.
Dengan kata lain Isha adalah washiat yang berkaitan dengan hal kekuasaan dan tanggung jawab bukan berkaitan dengan harta.
Isha pada hakikatnya sama dengan wasiat, hanya saja tidak menyangkut dengan harta peninggalannya, tetapi wasiat dalam bentuk tangguing jawab.
Misalnya Umar berkata pada Amir,
“Aku jadikan engkau sebagai washiku untuk membayar hutangku”.
Washi artinya orang yang diberi kuasa melaksanakan suatu pesan yang dilakukan setelah orang yang berpesan itu meninggal dunia.
Hukum Isha
a. Wajib, bila tidak dapat terlaksana sesuatu kewajiban jika tidak mengangkat washib. Sunnah, bila untuk tujuan kebaikan dan kemaslahatan
c. Makru, bila dikhawatirkan mkemudharatan
d. Haram, bila untuk tujuan kejahatan
Rukun Isha
a. Orang yang mengangkat washib. Orang yang menjadi washi
c. Sesuatu yang menjadi urusan washi
d. Ucapan pengangkatan washi
Syarat-Syarat Isha
Syarat orang yang mengangkat washia adalah:
1. Baligh
2. Berakal sehat
3. Merdeka
4. Atas kemauan sendiri
5. Dilakukan sesuai kemampuannya
Syarat orang yang menjadi washi adalah:
1. Baligh
2. Islam
3. Berakal sehat
4. Merdeka
5. Adil
6. Sanggup melaksanakan tugas yang diberikan dan
7. Tidak ada permusuhan dengan orang yang mengangkat washi
Syarat urusan yang diberikan adalah:
1. Tidak menjadi beban bagi washi sehingga tidak menimbulkan kemadharatan
atau kesukaran
2. Masalah yang dikuasakan tidak bertentangan atau dilarang oleh agama
ucapan pengangkatan washi adalah:
Syarat
1. Menyatakan maksud pengangkatan washi
2. Jelas dan dapat dipahami.
۞ Variasi nama:
Al-Isha