Kategori: Sahabat Nabi
Al-Harits bin Rab’i lebih dikenal dengan Abu Qatadah merupakan salah seorang sahabat nabi.
Ia turut serta dalam pertempuran di Uhud dan Hudaibiyyah.
Biografi
Abu Qatadah lahir di Madinah. Dia berasal dari Banu Sulaym, cabang dari suku Khazraj.Abu Qatadah memiliki Mawla atau budak yang dibebaskan bernama “Abu Muhammad”.
Ia memiliki seorang putra bernama “Qatada ibn al-Harits”.
Istrinya adalah Kabsha binti Kab bin Malik.
Kehidupan pada masa Muhammad di Madinah
Abu Qatadah berpartisipasi dalam Perang Badar, yang menyebabkan dia mendapatkan gelar kehormatan al-Badri oleh komunitas Muslim saat itu.Setelah perang Khandaq tahun 627, ada kejadian setelah nabi Muhammad kembali dari penyerbuan Banu Lihyan, sekelompok pria bersenjata dari suku Ghatafan yang dipimpin oleh Abdur Rahman Uyanah bin Hisn Al-Fazari menyerbu pinggiran Madinah dan menyita 20 unta perah.
Mereka juga membunuh gembala dan mengambil istrinya sebagai tawanan.
Nabi Muhammad segera mengirimkan beberapa ratus penunggang kuda yang terdiri dari Abu Qatadah, Miqdad ibn Aswad, Ukkash ibn al-Mihsan, Akhram al-Asadi dan lain-lain.
Akhram dan Abu Qatadah kemudian melawan beberapa perampok, Abu Qatadah secara pribadi melibatkan Abdur Rahman Uyanah dalam duel setelah Akhram telah dibunuh oleh Abdurrahman sebelumnya dan akhirnya mampu mengalahkannya saat Salamah ibn al-Akwa, yang telah melawan penjajah sebelum Abu Qatadah tiba masih berperang.
Tak lama setelah itu Abu Qatadah berbaris untuk mengejar ketinggalan dengan tentara lain di depan sampai sore.
Karena kecelakaan ini nabi Muhammad memuji Abu Qatadah dan Salamah dengan mengatakan:
“Penunggang kuda terbaik kami saat ini adalah Abu Qatadah, dan prajurit terbaik kami adalah Salamah (ibn al-Akwa).”
Kemudian pada tahun 629 M, nabi Muhammad menunjuk Abdullah bin Atik sebagai pemimpin ekspedisi untuk membunuh Abu Rafi karena dia adalah penghasut dan mediator aliansi suku selama pertempuran Khandaq.
Abdullah dan Abu Qatadah mendesak Muhammad agar mereka mau menjalankan misi tersebut karena suku ‘Aws telah berhasil membunuh Ka’b ibn al-Ashraf sebelumnya.
Abu Qatadah dan Abdullah kemudian membawa serta 3 anggota klan Khazraj lainnya yaitu Mas’ud ibn Sinan, Abdullah ibn Unays dan Khuza’i ibn Aswad.
Berbaris menuju benteng tempat tinggal Abu Rafi di Hijaz.
Mereka tiba di tempat tujuan saat senja, mereka berhasil menyelinap keluar dari benteng di malam hari dan kemudian membunuh Abu Rafi sebelum mereka segera meninggalkan tempat itu untuk melapor kepada nabi Muhammad.
Pada bulan November 629, Abu Qatadah memimpin dua ekspedisi militer di bawah instruksi nabi Muhammad.
Yang pertama adalah ekspedisi ke tempat Khadirah, yang berlangsung pada bulan ke-8 penanggalan Islam.
Abu Qatadah ditugaskan untuk menghukum suku Ghatafan, karena nabi Muhammad telah diberitahu bahwa suku tersebut mengumpulkan pasukan mereka untuk menyerang Madinah.
Abu Qatadah memimpin sekitar 18 orang untuk melakukan penyerangan, yang memakan waktu 15 hari untuk mencapai tujuan mereka.
Ekspedisi itu berhasil karena Abu Qatadah membunuh dan menangkap beberapa anggota suku Ghatafan selama penyerbuan itu sementara juga berhasil mengamankan harta rampasan.
Ekspedisi ini, bersama dengan Ekspedisi Ibnu Abi Al-Awja Al-Sulami membantu tumbuhnya reputasi komunitas Muslim yang masih bayi di Madinah karena kemudian beberapa suku Arab seperti Banu Dzobian, Banu Fazara, Banu Murra dan Banu Abs berjanji setia kepada nabi Muhammad.
Ekspedisi kedua Abu Qatadah terjadi sekitar satu bulan kemudian pada bulan Ramadhan.
Nabi Muhammad menugaskan Abu Qatadah untuk menyerang sebuah tempat bernama Idam dengan 8 personel untuk mengalihkan perhatian di tanah Arab dari rencana untuk memobilisasi seluruh tentara Muslim ke Mekah .
Selama Pertempuran Hunayn, Abu Qatadah telah meriwayatkan perkataan nabi Muhammad tentang para pejuang yang melarikan diri, kontribusinya dalam pertempuran, dan aturan yang berkaitan dengan pembagian barang rampasan perang.
Era Ali (656–661)
Dia berpartisipasi dalam semua kampanye Ali bin Abi Thalib selama masa jabatannya sebagai Khalifah termasuk Pertempuran Unta.Ketika memasuki Basra, dia mengendarai teluk yang kuat.
Dia mengenakan sorban putih, membawa pedang dan busur, dan memimpin kontingen 1000 penunggang kuda.
Menurut kompilasi hadis Siyar A’lam Nubala yang ditulis oleh Dhahabi, Abu Qatadah meninggal di Madinah pada tahun 45 Hijriah atau 665 Masehi.
Warisan
Abu Qatadah dikenal di kalangan cendekiawan Islam sebagai perawi banyak hadits yang dikutip dalam beberapa kumpulan hadits, termasuk Sahih Bukhari.Abu Qatadah juga meriwayatkan hadits tentang hukum fikih sumpah dalam transaksi yang menjadi pedoman dasar bagi ulama Madzhab Sunni untuk menerapkan hukum Syariah tentang komunikasi dalam setiap transaksi ekonomi.
Referensi: Wikipedia
۞ Variasi nama:
Abu Qatada ibn Rab'i, Al-Harits bin Rab'i, Harits bin Rab'i, Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari, Abu Qatada al Ansari
Biodata Abu Qatada ibn Rab'i
Nama | Abu Qatada ibn Rab'i ( أبو قتادة بن ربعي الأنصاري ( رضي الله عنه |
---|---|
Level | Sahabat Nabi (radhiyallahu anhu) [Generasi ke-1] |
Tempat / Thn Lahir | (Madinah) |
Tempat Menetap | Madina, Kufa |
Tempat / Thn Wafat | (Madinah), Tahun 54 Hijriyah / 674 Masehi |
Penyebab kematian | Natural |
Kegemaran | Recitation/Quran, Narrator [ ع - صحابة ] |
Guru | Nabi Muhammad ﷺ, 'Umar ibn al-Khattab, Mu'adh ibn Jabal |
Murid | Anas bin Malik, Jabir ibn 'Abdullah, Thabit bin Abi Qatada Ibn Rab'i, 'Abdullah bin Abi Qatada Ibn Rab'i, Nafi' bin 'Abbas/'Ayyash, 'Amr bin Saleem bin Khalada, 'Abdullah bin Rbah, 'Abdur Rahman bin Ka'b bin Malik, Abu Salama bin 'Abdur Rahman, 'Abdullah bin Ma'bd, Ibn Sirin, Nubhan Abu Salah al-Madni, Kabsha bint Ka'b bin Malik, 'Ata ibn Yasar, Muhammad bin al-Munkdar bin 'Abdullah |
Orang tua | Rab'i bin Baldama b. Khunas b. Sinan / Kabsha bint Muthr b. Haram b. Sawad of B.Salima |
Pasangan | Sulafa bint al-Bara' bin Ma'rur, Umm Walad |
Anak | Abdullah bin Abi Qatada Ibn Rab'i, 'Abdur Rahman bin Abi Qatada Ibn Rab'i, Thabit bin Abi Qatada Ibn Rab'i |