Sebab-Sebab Diturunkannya Surah Ash Shaff (61) Ayat 1
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim-dishahihkan oleh al-Hakim-, yang bersumber dari ‘Abdullah bin Salam.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketika shahabat Rasulullah ﷺ duduk-duduk bermuzakarah, di antara mereka ada yang berkata:
“Sekiranya kami mengetahui amal yang lebih dicintai Allah, pasti kami akan mengerjakannya.” Ayat ini (Ash-Shaaf: 1-2) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang kemudian dibacakan oleh Rasulullah ﷺ sampai akhir surah.
Surah ini turun sebagai tuntunan berkenaan dengan amal yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu berkorban mempertahankan agama dan mengamalkannya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abu Shalih, diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dan ‘Ali, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa para shahabat ingin mengetahui amal yang paling dicintai Allah subhanahu wa ta’ala dan paling afdol (utama).
Maka turunlah ayat ini (Ash-Shaaf: 10-12) yang menegaskan bahwa berjihad adalah amal yang paling utama.
Tetapi ternyata mereka segan berjihad sehingga merekapun diperingatkan Allah subhanahu wa ta’ala, karena menyalahi ucapannya, yakni dengan diturunkannya surah (Ash-Shaaf: 2-3).
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari adl-Dlahak bahwa ayat li ma taquuluuna maa laa taf’aluun….(mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat) (Ash-Shaaf: 2) turun berkenaan dengan orang-orang yang berkata-kata tentang perang, akan tetapi tidak pernah melakukannya, baik memukul, menusuk, ataupun membunuh.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini (Ash-Shaaf: 2-3) turun di waktu kaum Muslimin mundur terdesak pada perang Uhud.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair bahwa ketika turun ayat: yaa ayyuhal ladziina aamanuu hal adul-lukum ‘alaa tijaarotin-tunjiikum min ‘adzaabin aliim.
(hai orang-orang yang beriman sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?) (Ash-Shaaf: 10) kaum Muslimin berkata:
“Sekirannya kami tahu apa yang dimaksud dengan tijaroh (perniagaan) itu, pasti kami akan ikut serta memberikan harta benda dan ahli famili.” Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Ash-Shaaf: 11) yang menjelaskan bahwa tijaroh (perniagaan) ialah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di Jalan-Nya.
Sumber : Asbabun Nuzul – K.H.Q Shaleh – H.A.A Dahlan dkk.