Tafsir QS. Al Hijr (15) : 90. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa sebagaimana Allah telah meng-anugerahkan as-sab’ul-matsani kepada umat Nabi Muhammad, Dia juga telah menganugerahkan yang serupa itu kepada umat-umat sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi yang telah diutus kepada mereka.
Seperti halnya sikap dan tindakan umat yang terdahulu terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, demikian pula sikap orang-orang musyrik di Mekah yang telah menamakan Alquran dengan nama yang bermacam-macam, seperti syair, sihir, dongeng-dongeng orang purbakala, buatan Muhammad, dan sebagainya.
Para mufasir berbeda pendapat tentang yang dimaksud dengan perkataan
“al-muqtasimin”
(orang yang membagi-bagi).
Pendapat pertama mengartikan al-muqtasimin dengan orang-orang kafir yang telah bersumpah bahwa Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.
Perkataan ini sesuai dengan firman Allah ﷻ:
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh,
“Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.”
Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (an-Nahl [16]: 38)
Dan firman Allah ﷻ:
اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللّٰهُ بِرَحْمَةٍ اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ
Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?”
(Allah ﷻ berfirman),
“Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.” (al-A’raf [7]: 49)
Pendapat kedua mengartikan al-muqtasimin dengan
“orang-orang yang membagi-bagi”
kitab Allah, yaitu mengurangi, menukar, dan menambah isi kitab Allah yang telah diturunkan kepada para rasul-Nya.
Dasar pendapat mereka ialah firman Allah ﷻ:
اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاۤءُ مَنْ يَّفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْكُمْ اِلَّا خِزْيٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّوْنَ اِلٰٓى اَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)?
Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat.
Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah [2]: 85)
Dan firman Allah ﷻ:
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya (an-Nisa’ [4]: 46)
Pendapat ketiga mengartikan al-muqtasimin dengan
“orang-orang yang membagi-bagi”.
Maksudnya ialah mereka menamakan Alquran sesuai dengan nama yang mereka ingini, sehingga orang tidak mempercayai sebagai kitab yang diturunkan Allah.
Alasan mereka ialah firman Allah ﷻ:
بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ
Bahkan mereka mengatakan,
“(Alquran itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair. (al-Anbiya [21]: 5)
Firman Allah ﷻ:
فَقَالَ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ يُّؤْثَرُ
Lalu dia berkata,
“(Alquran) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). (al-Muddatstsir [74]: 24)
Setiap pendapat di atas mempunyai dalil-dalil yang kuat, tetapi yang lebih tepat dan sesuai dengan ayat-ayat ini ialah pendapat ketiga, apalagi jika dihubungkan dengan ayat-ayat selanjutnya, yaitu firman Allah yang artinya:
“Yaitu orang-orang yang telah menjadikan Alquran itu terbagi-bagi”.
Al-Maragi, menukil pendapat Ibnu Abbas, mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan pula Alquran itu terbagi-bagi, ada bagian yang mereka percayai, dan ada pula bagian yang mereka ingkari.
Hasan al-Basri berpendapat bahwa orang-orang musyrik Mekah telah membagi-bagi jalan yang akan dilalui manusia, kemudian mereka berdiri di jalan yang akan dilalui manusia dan menakut-nakuti orang-orang yang akan menempuh jalan yang telah dibentangkan oleh Nabi ﷺ.