Lafaz jamiil artinya ialah perkara baik.
Menurut Imam Al Isfahani, perkara baik pada diri manusia ada dua:
Pertama, perkara baik yang ada pada diri manusia seperti pada jiwa, angota badan atau pekerjaannya, tetapi ia tidak memberikan manfaat secara langsung kepada orang lain.
Kedua, perkara baik yang dimiliki manusia dan bermanfaat kepada orang lain.
Lafaz jamiil diulang tujuh kali dalam Al Quran yaitu dalam surah:
-Yusuf (12): 18, 83;
-Al Hijr (15): 85;
-A Ahzab (33): 28, 49;
-Al Ma’aarij (70): 5;
-Al Muzammil (73): 10.
Sikap-sikap yang dikaitkan dengan lafaz jamiil dalam Al Qur’an ada empat, yaitu :
1. Kesabaran;
Surah Yusuf (12), ayat 18 dan 83 menerangkan tentang ke sabaran Nabi Ya’qub dalam menghadapi putera-puteranya yang durhaka dan sabarnya dalam menanggung rindu pada putera tercinta, Yusuf.
Kesabaran beliau bukan kesabaran yang biasa.
Ia digambarkan di dalam Al Qur’an dengan shabrun jamiil yang berarti kesabaran yang indah.
Menurut Imam Al Qurtubi, makna shabrun jamiil adalah kesabaran yang tidak disertai dengan rasa sedih atau putus asa pada rahmat Allah dan tidak diikuti dengan keluhan-keluhan yang diutarakan kepada sesama manusia.
Kesabaran seperti ini diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad sewaktu menghadapi kaum musyrikin yang selalu menghina dan menentangnya sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Ma’aarij (70), ayat 5,
2. Memaafkan dan berlapang dada;
Selain diperintahkan bersabar menghadapi kaum kafir, Nabi Muhammad juga diperintahkan berlapang dada dengan cara yang baik fashbir shabran jamiil (surah Al Hijr (15), ayat 85).
Maksud ayat fashfahish shafhan jamiil ialah memaafkan kesalahan kesalahan musuh tanpa mencela atau mencerca dan tanpa ada keinginan membalas dendam serta bermuamalah bersama mereka dengan penuh kerelaan, lapang dada dan kasih sayang.
3. Menjauh atau meninggalkan;
Bukan sekadar itu saja.
Semasa menghadapi cemoohan dan tantangan kaum kafir, Nabi Muhammad tidak disuruh bersabar saja dan memaafkan mereka, namun beliau juga diperintahkan menjauhi mereka dengan cara yang baik.
wahjurhum hajran jamiil (surah Al Muzammil (73), ayat 10).
Imam Al Qurtubi dan Al Alusi menerangkan, maksud wahjurhum hajran jamiil ialah menjauhi mereka.
Namun, tetap membujuk mereka dengan cara yang halus atau lembut tidak mencabar dan tidak berusaha membalas kejahatan yang mereka lakukan serta menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan berdoa kepada Nya.
4. Melepaskan isteri;
Dalam surah Al Ahzab (33), ayat 28, nabi di perintahkan Allah supaya melepaskan isterinya dengan cara yang baik apabila ada isterinya yang lebih mengutamakan nikmat dan keindahan dunia.
Perbuatan melepaskan isteri dengan baik itu diistilahkan dalam Al Qur’an dengan saraahan jamiil.
Maksud saraahan jamiil ialah melepaskan isteri dengan disertai kata-kata yang baik, tidak menyakiti hati dan tubuh dan juga tidak menghalangnya mendapatkan haknya.
Begitu juga dengan umat Islam yang lain apabila mereka mau melepaskan isteri selepas ditalak, hendaklah mereka melepaskannya dengan cara yang baik yaitu saraahan jamiil (surah Al Ahzab (33), ayat 49).
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal: 142-143