Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Rasulullah ﷺ di suatu pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada Rasulullah ﷺ suatu kaum yang tidak beralas kaki dan tidak berbaju.
Mereka hanya mengenakan jubah atau kain ‘abaya, masing-masing dari mereka menyandang pedang.
Sebagian besar dari mereka berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari Mudar.
Maka berubahlah wajah Rasulullah ﷺ melihat keadaan mereka yang mengenaskan karena kefakiran mereka.
Kemudian Rasulullah ﷺ masuk dan keluar, lalu memerintahkan kepada Bilal agar diserukan azan dan didirikan salat.
Lalu Rasulullah ﷺ salat.
Seusai salat, beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu.
(QS. An-Nisa’ [4]: 1), hingga akhir ayat.
Beliau membaca pula firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Al-Hasyr, yaitu:
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Hendaklah seseorang bersedekah dengan uang dinarnya, dengan uang dirhamnya, dengan sa’ jewawutnya, dengan sa’ buah kurmanya.
Hingga Nabi ﷺ bersabda, bahwa sekalipun dengan separo biji kurma.
Maka datanglah seorang lelaki dari kalangan Ansar dengan membawa kantong yang telapak tangannya hampir tidak mampu menggenggamnya, bahkan memang tidak dapat menggenggamnya.
Kemudian orang-orang lain mengikuti jejaknya hingga aku (perawi) melihat dua tumpukan makanan dan baju.
Dan kulihat wajah Rasulullah ﷺ berseri, seakan-akan berkilauan cemerlang, lalu beliau ﷺ bersabda:
Barang siapa yang memprakarsai perbuatan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudahnya tanpa mengurangi sesuatu pun dari pahala mereka.
Dan barang siapa yang memprakarsai perbuatan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapat dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikitpun.
Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini secara munfarid melalui hadis Syu’bah berikut sanad yang semisal.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah.
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Perintah untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang pengertiannya mencakup mengerjakan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), (QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Yakni hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dimintai pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kamu tabung buat diri kalian berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kalian dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kalian kepada Tuhan kalian.
dan bertakwalah kepada Allah.
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
mengukuhkan kalimat perintah takwa yang sebelumnya.
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Artinya, ketahuilah oleh kalian bahwa Allah mengetahui semua amal perbuatan dan keadaan kalian, tiada sesuatu pun dari kalian yang tersembunyi bagi-Nya dan tiada sesuatu pun —baik yang besar maupun yang kecil— dari urusan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya.