Kata Pilihan Dalam Surah Al Fatihah (1) Ayat 4
Lafaz diin adalah ism mufrad dan jamaknya adalah adyan.
Ibnu Faris berkata,
"Ia adalah jenis dan bentuk dari ketaatan dan kehinaan, dipinjam untuk menunjukkan makna syari’at.
Oleh karena itu, Al Kafawi memberikannya makna al qadaa’ (hukum dan syariat), balasan dan keadaan."
Ad diin juga mengandung makna agama, nama semua perantara untuk menyembah Allah, mazhab, perjalanan, adat, situasi, paksaan, mengalahkan, Islam, beriktikad dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh dan sebagainya.
Lafaz diin disebut 62 kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah:
• Al Faatihah (1), ayat 4;
• Al Baqarah (2), ayat 132, 193, 256;
• Ali Imran (3), ayat 19, 83;
• An Nisaa (4), ayat 46;
• Al A’raaf (7), ayat 29;
• Al Anfaal (8), ayat 39, 72;
• At Taubah (9), ayat 11, 29, 33 (dua kali), 36, 122;
• Yunus (10), ayat 22, 105;
• Yusuf (12), ayat 40, 76;
• Al Hijr (15), ayat 35;
• Al Nahl (16), ayat 52;
• Al Hajj (22), ayat 78;
• An Nuur (24), ayat 2;
• Asy Syu’araa (26), ayat 82;
• Al Ankabut (29), ayat 65;
• Ar Rum (30), ayat 30 (dua kali), 43;
• Luqman (31), ayat 32;
• Al Ahzab (33), ayat 5;
• Ash Shaffaat (37), ayat 20;
• Shad (38), ayat 78;
• Az Zumar (39), ayat 2, 3, 11;
• Al Mu’min (40), ayat 14;
• Asy Syuura (42), ayat 13 (dua kali), 21;
• Al Fath (48), ayat 28 (dua kali);
• Adz Dzaariyaat (51), ayat 6, 12;
• Al Waaqi’ah (56), ayat 56;
• Al Mumtahanah (60), ayat 8, 9;
• Ash Shaff (61), ayat 9 (dua kali);
• Al Ma’aarij (70), ayat 26;
• Al Muddatstsir (74), ayat 46;
• Al Infihtaar (82), ayat 9, 15, 17, 18;
• Al Muthaffifiin (83), ayat 11;
• At Tiin (95), ayat 7;
• Al Bayyinah (98), ayat 5 (dua kali);
• Al Ma’un (107), ayat 1;
• An Nashr (110), ayat 2.
Lafaz diin secara bersendirian disebut sebanyak lima kali yaitu dalam surah:
• Al Kaafiruun (109), ayat 6;
• Ali Imran (3), ayat 85;
• An Nisaa (4), ayat 125;
• Al Maa’idah (5), ayat 3;
• Al An’aam (6), ayat 161.
Lafaz diinukum disebut sebanyak 11 kali yaitu dalam surah:
• Al Baqarah (2), ayat 217;
• Ali Imran (3), ayat 73;
• An Nisaa (4), ayat 171;
• Al Maa’idah (5), ayat 3 (dua kali), 57, 77;
• At Taubah (9), ayat 12;
• Al Mu’min (40), ayat 26;
• Al Hujurat (49), ayat 16;
• Al Kaafiruun (109), ayat 6.
Lafaz diinihi disebut dua kali, yaitu dalam surah:
• Al Baqarah (2), ayat 217;
• Al Maa’idah (5), ayat 54.
Lafaz diinihim disebut sepuluh kali yaitu dalam surah:
• Ali Imran (3), ayat 24;
• An Nisaa (4), ayat 146;
• Al An’aam (6), ayat 70, 137, 159;
• Al A’raaf (7), ayat 51;
• Al Anfaal (8), ayat 49;
• An Nuur (24), ayat 25, 55, 32
Lafaz diini disebut satu kali yaitu dalam surah Yunus (10), ayat 104.
Lafaz ad diin di dalam Al Qur’an mengandung beberapa makna:
1. Ad diin bermakna hari penghisaban dan pembalasan (Al jaza’) seperti yang terdapat dalam surah:
• Al Fatihah (1), ayat 4;
• Al Hijr (15), ayat 35;
• Asy Syu’araa (26), ayat 82;
• Ash Shaffaat (37), ayat 20;
• Shad (38), ayat 78;
• Adz Dzaariyaat (51), ayat 6, 12;
• Al Waaqi’ah (56), ayat 56;
• Al Ma’aarij (70), ayat 26;
• Al Muddatstsir (74), ayat 46;
• Al Infithaar (82), ayat 9, 15, 17, 18;
• Al Muthaffifiin (83), ayat 11.
Ibnu Qutaibah berkata,
Yaumad diin adalah yaumal qiyaamah (hari kiamat). Ia dinamakan demikian karena hari itu adalah hari pembalasan dan penghisaban seperti ungkapan perumpamaan "kamaa tadiinu tudaanu" maksudnya sebagaimana engkau berbuat engkau akan dibalas dengannya".
Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Juraij, Qatadah dan diriwayatkan dari Nabi, ad diin bermakna pembalasan terhadap amalan-amalan dan penghisabannya.
Allah berfirman,
يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ ٱللَّهُ دِينَهُمُ ٱلْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ
Maksudnya, diinahum dalam ayat ini adalah hisaabahum (penghisaban mereka).
2. Ad din bermakna hukum dan syar’iat seperti yang terdapat dalam surah An Nuur (24), ayat 2. Lafaz ini dihubungkan dengan lafaz Allah atau diinullah.
Al Fairuz berkata, "Ia bermaksud hukum dan syari’at Allah."
Mujahid berkata,
"Ia bermaksud melaksanakan hudud."
Ibnu Katsir berkata,
"Ia bermaksud hukum dan syari’at Allah."
3. Ad diin dalam surah Yusuf mengandung beberapa makna karena ia dihubungkan dengan lafaz al malik atau diin al malik yaitu:
• Ibnu Abbas dan Ad Dahhak memberikannya maksud "Sultan Al Malik" (kekuasaan raja).
– Qatadah, Muhammad bin Ka’ab Al Qurazi, Mannar, As Suddi memberikannya maksud keputusan dan hukum raja.
• At Tabari berkata,
"Keseluruhan makna diatas saling berdekatan karena barang siapa yang mengambil sebahagian dari kekuasaan raja, maka ia melaksanakan apa yang diperintah dan ia ridha terhadap pelaksanaannya itu selagi tidak melaksanakan diluar dari apa yang diperintahkan.
Hal itu menjadi hukum keatasnya dan hukum atasnya adalah pelaksanaan dan keputusannya.
• Al Fairuz berkata,
"Diin al malik bermakna politik dan kebijaksanaan raja."
Ad diin bermakna agama-agama selain agama Islam seperti yang di sebutkan dalam surah:
• Al Baqarah (2), ayat 193;
• Al Anfaal (8), ayat 39;
• At Taubah (9), ayat 33;
• Al Fath (48), ayat 28;
• Ash Shaff (61), ayat 9.
Ibnu Katsir menjelaskan ayat wa yakunad diinu lillaah atau wa yakunad diinu kullahuu lillaah bermakna, "Sehingga agama Allah menang dan tinggi dari semua agama."
Ibnu Abbas berkata,
"Sehingga semuanya mentauhidkan Allah dengan ikhlas."
Al Hasan, Qatadah dan Ibnu Juraij berkata: "Sehingga semuanya mengatakan Laa Ilaha Illalllah".
Muhammad bin Ishaq berkata,
"Sehingga mentauhidkan Allah dengan ikhlas, tiada di dalamnya kesyirikan dan mencabut segala macam tuhan-tuhan." Seperti dalam hadits shahih dari Rasulullah dimana beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menghimpunkan bagiku bumi dari timur dan barat dan raja dari umatku akan menyampaikan (menghimpunkan) apa yang diberikan kepadaku dari Nya.
4. Ad diin bermakna ketauhidan, syahadah, mazhab, jalan yang lurus dan semuanya terhimpun dalam agama Islam.
Sebagaimana yang terdapat dalam kebanyakan makna bagi lafaz ad din dan ia diungkapkan dengan lafaz:
a) Ad dinul qayyim, terdapat dalam surah Al Rum (30), ayat 30.
Dalam Tafsir Al Jalalain, ia bermakna agama yang lurus yaitu mentauhidkan Allah.
Asy Syawkani berpendapat, ia bermakna agama yang menyuruh mendirikan segala perintah karena Allah atau berpegang dengan fitrah.
b) Diinul haq, terdapat dalam surah At Taubah (9), ayat 33, Al Fath (48), ayat 28 dan sebagainya.
Dalam Tafsir Al Maraghi ia bermaksud cahaya Allah yaitu agama Islam.
c) Diinul qayyimah, terdapat dalam surah Al Bayyinah (98), ayat 4.
Dalam Tafsir Al Azhar bermaksud menyembah Allah, ikhlas beribadah, cenderung berbuat baik, shalat dan zakat.
Itulah inti agama yang dibawa oleh para nabi.
Al Fairuz berkata, "Ia bermakna agama yang lurus yaitu agama Islam.
d) Ad diinul khaalish, terdapat dalam surah Az Zumar (39), ayat 3.
Qatadah berkata,
"Ia bermaksud syahadah yaitu tidak diterima sesuatu amalan sehingga yang beramal itu ikhlas dalam amalannya bagi Allah dan tidak menyekutukan Nya."
Sumber : Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:226-229