“Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman.
―QS. 2:248
“Indeed, a sign of his kingship is that the chest will come to you in which is assurance from your Lord and a remnant of what the family of Moses and the family of Aaron had left, carried by the angels.
Indeed in that is a sign for you, if you are believers.”
―QS. 2:248
وَقَالَ | dan berkata
And said
|
---|---|
لَهُمْ | kepada mereka
to them
|
نَبِيُّهُمْ | Nabi mereka
their Prophet,
|
إِنَّ | sesungguhnya
“Indeed,
|
ءَايَةَ | tanda-tanda
a sign
|
مُلْكِهِۦٓ | kerajaannya
(of) his kingship
|
أَن | bahwa
(is) that
|
يَأْتِيَكُمُ | akan datang kepadamu
will come to you
|
ٱلتَّابُوتُ | tabut
the ark,
|
فِيهِ | didalamnya
in it
|
سَكِينَةٌ | ketenangan
(is) tranquility
|
مِّن | dari
from
|
رَّبِّكُمْ | Tuhan kalian
your Lord,
|
وَبَقِيَّةٌ | dan sisa
and a remnant
|
مِّمَّا | dari apa
of what
|
تَرَكَ | meninggalkan
(was) left
|
ءَالُ | keluarga
(by the) family
|
مُوسَىٰ | Musa
(of) Musa
|
وَءَالُ | dan keluarga
and family
|
هَٰرُونَ | Harun
(of) Harun
|
تَحْمِلُهُ | membawanya
will carry it
|
ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ | Malaikat
the Angels.
|
إِنَّ | sesungguhnya
Indeed,
|
فِى | didalam
in
|
ذَٰلِكَ | demikian itu
that
|
لَءَايَةً | terdapat tanda-tanda
(is) surely a sign
|
لَّكُمْ | bagi kalian
for you
|
إِن | jika
if
|
كُنتُم | kalian adalah
you are
|
مُّؤْمِنِينَ | orang-orang yang beriman
believers.”
|
Tafsir surah Al Baqarah (2) ayat 248
Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 248. Oleh Kementrian Agama RI
Samuel menyatakan kepada Bani Israil, bahwa Allah telah memilih thalut sebagai raja yang akan memimpin mereka berperang melawan orang Amalik atau Amaliqah (Amalekit).
Sebagai tanda bahwa thalut itu betul-betul telah dipilih oleh Allah ialah kembalinya Tabut (peti pusaka) kepada Bani Israil setelah beberapa tahun hilang dari tangan mereka karena dirampas oleh musuh.
Di dalam Tabut itu disimpan beberapa benda sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun seperti tongkat Nabi Musa, sandal, serban Nabi Harun, dan beberapa potong pecahan dari piring batu yang dibawa Musa dari Gunung Sinai.
Jika Bani Israil mengadakan peperangan, maka Tabut itu selalu dibawa mereka bersama tentara karena dirasakan oleh mereka bahwa Tabut itu dapat menimbulkan semangat dan keberanian dalam peperangan.
Dalam suatu peperangan antara Bani Israil dan orang-orang Amalik, Bani Israil menderita kekalahan yang mengakibatkan Tabut dirampas dan dibawa lari oleh musuh.
Setelah Tabut itu berada beberapa lama di tangan orang-orang Amalik, tiba-tiba pada suatu masa Amalik itu ditimpa bermacam-macam malapetaka dan bencana seperti wabah tikus yang merusak tanam-tanaman, dan berjangkitnya penyakit sehingga mereka merasa sial dengan adanya Tabut di tengah-tengah mereka.
Mereka beranggapan bahwa malapetaka itu datangnya dari Tuhan Bani Israil yang membalas dendam kepada mereka, lalu mereka mengembalikan Tabut itu kepada Bani Israil dengan jalan menempatkannya dalam sebuah pedati yang ditarik oleh dua ekor sapi.
Ternyata pedati itu dikemudikan oleh malaikat sehingga kembali lagi kepada Bani Israil.
Kedatangan Tabut itu tepat sekali waktunya dengan terpilihnya thalut sebagai raja.
Dengan kembalinya Tabut itu, barulah Bani Israil tunduk dan menerima thalut sebagai raja, sebab yang demikian itu adalah bukti dari Allah bagi orang-orang yang beriman.
Nabi mereka berkata,
“Bukti kebenaran pemilihan Thalut sebagai penguasa kalian ialah kembalinya peti tempat menyimpan Tawrat yang telah dirampas dari kalian.
Peti itu dibawa oleh malaikat.
Di situ terdapat sebagian peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang datang setelahnya.
Kembalinya peti tersebut membuat hati kalian tenang.
Sesungguhnya itu semua mengandung bukti yang kuat bagi kalian untuk mengikuti dan rela menerimanya, jika kalian tunduk pada kebenaran dan meyakininya.”
Nabi mereka berkata,
“Sesungguhnya bukti sah kerajaannya adalah peti yang berisi Taurat yang akan mendatangi kalian -sebelumnya peti ini telah dirampas oleh musuh- didalamnya terdapat ketentraman dari Rabb kalian yang dibawa para malaikat.
Didalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, seperti tongkat, potongan lauh-lauh yang dibawa oleh para malaikat.
Sesungguhnya hal itu merupakan bukti paling besar bagi kalian bahwa Thalut memang seorang raja pilihan untuk kalian atas dasar perintah dari Rabb kalian, hal itu bila kalian membenarkan Allah dan para utusannya.
(Kata nabi mereka kepada mereka), yakni tatkala mereka meminta kepadanya tanda pengangkatannya sebagai raja.
(Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah datangnya tabut kepadamu), yakni sebuah peti tempat menyimpan serunai nabi-nabi yang diturunkan Allah kepada nabi Adam dan terus-menerus berada pada mereka sampai mereka dikalahkan oleh orang-orang Amaliqah yang berhasil merebut serunai itu.
Selama ini mereka mengambilnya sebagai lambang kemenangan mereka terhadap musuh dan mereka tonjolkan dalam peperangan serta mendapatkan ketenangan hati, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,
(“Di dalamnya terdapat ketenangan) ketenteraman bagi hatimu
(dari Tuhanmu dan sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun), yakni yang ditinggalkan kedua nabi itu, sepasang terompah Musa dan tongkatnya serta serban nabi Harun dan tulang-tulang burung manna yang pernah turun kepada mereka serta kepingan-kepingan luh
(yang dibawa oleh malaikat) menjadi ‘hal’ dari pelaku ‘ya’tiikum.’
(Sesungguhnya pada demikian itu menjadi tanda bagi kamu) atas diangkatnya sebagai raja
(jika kamu benar-benar beriman).
Tabut itu lalu dibawa oleh malaikat, terapung-apung antara bumi dan langit serta disaksikan oleh mereka dan akhirnya ditaruh oleh malaikat dekat Thalut.
Mereka pun mengakuinya sebagai raja dan berlomba-lomba untuk berjihad di sampingnya.
Maka dipilihnyalah 70 ribu orang di antara pemuda-pemuda mereka.
Nabi mereka berkata kepada mereka bahwa sesungguhnya alamat keberkatan Raja Talut kepada kalian ialah dengan dikembalikannya tabut kepada kalian oleh Allah, yang sebelumnya telah direbut dari tangan kalian.
di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan sakinah ialah ketenangan dan keagungan.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma’mar, dari Qatadah, bahwa yang dimaksud dengan sakinah adalah ketenangan.
Menurut Ar-Rabi’, sakinah artinya rahmat.
Ibnu Juraij meriwayatkan bahwa ia pernah bertanya kepada Ata tentang makna firman-Nya:
…di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian.
Menurutnya ialah semua ayat Allah yang kalian kenal dan kalian merasa tenang dengannya.
Hal yang sama dikatakan pula oleh Al-Hasan Al-Basri.
Menurut suatu pendapat, sakinah adalah sebuah piala (gelas besar) dari emas yang dipakai untuk mencuci hati para nabi.
Piala itu diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam, maka piala tersebut dipakai untuk tempat menaruh lembaran-lembaran (kitab Taurat).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh As-Saddi, dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas.
Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Abul Ahwas, dari Ali yang mengatakan bahwa sakinah mempunyai wajah seperti wajah manusia, kemudian merupakan angin yang wangi baunya lagi cepat tiupannya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Abu Daud, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dan Hammad ibnu Salamah serta Abul Ahwas, semuanya dari Sammak, dari Khalid ibnu Ur’urah, dari Ali yang mengatakan bahwa sakinah adalah angin kencang yang mempunyai dua kepala.
Menurut Mujahid, sakinah mempunyai sepasang sayap dan ekor.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Wahb ibnu Munabbih, bahwa sakinah adalah kepala kucing yang telah mati, apabila mengeluarkan suara di dalam tabut (peti)nya, mereka yakin bahwa kemenangan akan mereka peroleh.
Abdur Razzaq mengatakan, Bakkar ibnu Abdullah pernah berc-rita kepadanya bahwa ia pernah mendengar Wahb ibnu Munabbih mengatakan,
“Sakinah adalah roh dari Allah (ciptaan-Nya).
Apabila mereka (kaum Bani Israil) berselisih pendapat dalam sesuatu hal, maka roh tersebut berkata kepada mereka menjelaskan apa yang mereka kehendaki.”
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
…dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Musanna, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini.
Yang dimaksud dengan peninggalan tersebut adalah tongkat Nabi Musa dan lembaran-lembaran lauh (Taurat).
Hal yang sama dikatakan pula oleh Qatadah, As-Saddi, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan Ikrimah.
Ikrimah menambahkan bahwa selain dari itu ada kitab Taurat.
Abu Saleh mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan sisa dari peninggalan keluarga Musa.
Yakni tongkat Nabi Musa dan tongkat Nabi Harun serta dua lembar lauh kitab Taurat serta manna.
Atiyyah ibnu Sa’id mengatakan bahwa isinya adalah tongkat Musa dan Harun, baju Musa dan Harun, serta lembaran-lembaran lauh.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada As-Sauri tentang makna firman-Nya:
dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun.
(QS. Al-Baqarah [2]: 248)
Maka As-Sauri mengatakan bahwa di antara mereka ada yang mengatakan bahwa peninggalan tersebut berupa adonan manna, lembaran lauh.
Ada pula yang mengatakan bahwa peninggalan tersebut adalah tongkat dan sepasang terompah.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
…tabut itu dibawa oleh malaikat.
Ibnu Juraij mengatakan, Ibnu Abbas pernah mengatakan bahwa malaikat datang seraya memikul tabut di antara langit dan bumi, hingga tabut itu diturunkan di hadapan Talut, sedangkan orang-orang menyaksikan peristiwa tersebut.
As-Saddi mengatakan bahwa pada pagi harinya tabut telah berada di tempat Talut, maka mereka beriman kepada kenabian Syam’un dan taat kepada Talut.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari As-Sauri, dari salah seorang di antara guru-gurunya, bahwa para malaikat datang membawa tabut itu yang dinaikkan di atas sebuah kereta yang ditarik oleh seekor lembu betina.
Menurut pendapat yang lain, ditarik oleh dua ekor lembu betina.
Sedangkan yang lainnya menyebutkan bahwa tabut tersebut berada di Ariha, dan orang-orang musyrik ketika mengambilnya, mereka meletakkannya di tempat peribadatan mereka, yaitu di bawah berhala mereka yang paling besar.
Akan tetapi, pada keesokan harinya tabut itu telah berada di atas kepala berhala mereka.
Maka mereka menurunkannya dan meletakkannya kembali di bawah berhala itu, tetapi ternyata pada keesokan harinya terjadi hal yang sama.
Maka mereka memakunya di bawah berhala mereka, tetapi yang terjadi ialah tiang-tiang penyangga berhala mereka runtuh dan ambruk jauh dari tempatnya.
Akhirnya mereka mengetahui bahwa hal tersebut terjadi karena perintah Allah yang tidak pernah mereka alami sebelumnya.
Maka mereka mengeluarkan tabut itu dari negeri mereka dan meletakkannya di salah satu kampung, tetapi ternyata penduduk kampung itu terkena wabah penyakit pada leher mereka.
Kemudian salah seorang wanita tawanan dari kalangan kaum Bani Israil menganjurkan kepada mereka agar mengembalikan tabut itu kepada kaum Bani Israil agar mereka terhindar dari penyakit itu.
Maka mereka memuatkan tabut itu di atas sebuah kereta yang ditarik oleh dua ekor lembu betina, lalu kedua lembu itu berjalan membawanya, tiada seorang pun yang mendekatinya melainkan pasti mati.
Ketika kedua ekor lembu betina itu telah berada di dekat negeri kaum Bani Israil, kendali kedua ekor lembu itu patah dan keduanya kembali.
Lalu datanglah kaum Bani Israil mengambilnya.
Menurut suatu pendapat, yang menerimanya adalah Nabi Daud ‘alaihis salam, dan ketika Nabi Daud mendekati kedua lembu itu, ia merasa malu karena gembiranya dengan kedatangan tabut itu.
Menurut pendapat yang lain, yang menerimanya adalah dua orang pemuda dari kalangan mereka.
Menurut pendapat yang lainnya, tabut itu berada di sebuah kampung di negeri Palestina yang dikenal dengan nama Azduh.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagi kalian.
Yakni tanda yang membenarkan diriku terhadap apa yang aku sampaikan kepada kalian, yakni kenabianku, juga membenarkan apa yang aku perintahkan kepada kalian agar taat kepada Talut.
…jika kalian orang-orang yang beriman.
Maksudnya, beriman kepada Allah dan hari kemudian.
|
|
---|
Az Zamakhsyari berpendapat bahwa wazan taabuut adalah “fa’aluuna” atau “fa’uula” dan bukan dari fa’uula karena jarang kedengaran dan digunakan.
Jadi ia dari “fa’aluuna” yaitu dari al tuut yang berarti ar rujuu atau kembali karena ia adalah tempat meletakkan sesuatu di dalamnya dan mengamankannya dan pemiliknya akan kembali kepadanya apabila ia memerlukan apa yang ia letakkan di dalamnya.
Kata taabuut disebut dua kali di dalam Al Qur’an yaitu dalam surah Al Baqarah (2) ayat 248 dan surah Tha Ha (20) ayat 39.
Ar Razi berkata “Kedatangan taabuut bisa berari mukjizat dan bisa juga tidak.
Apabila dikatakan mukjizat maknanya kedatangan “taabuut” adalah luar biasa sehingga dapat dibenarkan ia adalah ayat atau bukti di sisi Allah sebagai dalil atas kebenaran dakwaan itu.
Para perawi berkata “Sesungguhnya Allah menurunkan tabut kepada Adam.
Di dalamnya terdapat gambar-gambar para nabi dari keturunannya lalu diwarisi oleh anak-anaknya hingga sampai kepada Ya’qub.
Kemudian ia kekal di tangan Bani Israil.
Apabila mereka berselisih mengenai suatu perkara, maka ia dibacakan dan ia mengadili perselisihan diantara mereka.
Apabila berhadapan dengan peperangan mereka menunjukkannya kepada musuh-musuh mereka ketika malaikat membawanya kepada tentara-tentara mereka sedang mereka memerangi musuh.
Apabila mendengar dari tabut satu teriakan, pasti mereka akan menang.
Ketika mereka berbuat maksiat dan kerusakan, dengan izin Allah, kaum Amaaliqah menguasai mereka dan berhasil merampas tabut.
Ketika mereka menanyakan bukti atas Raja Thalut, nabi itu berkata,
“Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah kamu akan mendapati Tabut di dalam rumahnya.
Orang kafir yang merampas Tabut itu meletakkan nya di tandas, lalu pada masa itu, nabi berdoa ke atas mereka sehingga Allah menimpakan bala ke atas mereka.
Bagi yang membuang hajatnya di tandas itu akan terkena wasir dan orang kafir tadi tahu penyakit itu disebabkan mereka merendahkan Tabut itu, lalu mereka mengeluarkannya dari tandas dan meletakkannya di atas dua ekor sapi jantan.
Kedua sapi itu pun berjalan.
Pada waktu itu, Allah mengutus empat malaikat mengiringinya hingga mereka tiba di rumah Thalut.
Ketika kaum nabi itu melihat Tabut di sisi Thalut, maka mereka tahu ia adalah bukti dia adalah raja mereka.
Kedatangan ini adalah majaz karena kedatangannya melalui perantara.
Pada riwayat kedua, Tabut ialah kotak di mana Nabi Musa meletakkan Taurat di dalamnya.
Ia terbuat dari kayu dan mereka tahu akan hal itu.
Kemudian, Allah mengangkatnya setelah kematian Nabi Musa disebab kan kemarahannya kepada Bani Israil lalu nabi kaum itu berkata,
“Sesungguhnya tanda kerajaan Thalut adalah kedatangan Tabut dari langit yang tidak dibawa oleh malaikat maupun dua ekor sapi jantan, namun ia turun dari langit ke bumi sedangkan malaikat menjaganya.
Kaum itu melihat kepadanya sehingga ia turun ke sisi Thalut, Ini adalah kata-kata Ibn Abbas.
Kedatangan Tabut ini dalam bentuk nyata.
Apabila ia tidak dikatakan sebagai mukjizat, tetapi apa yang terdapat di dalamnya adalah mukjizat.
Maknanya, mereka melihat di dalam Tabut itu kosong, lalu nabi itu meletakkannya di hadapan kaumnya di dalam rumah yang pintunya dikunci.
Kemudian, nabi itu mengatakan Allah Ta’ala menciptakan apa yang ada di dalamnya yang menunjukkan apa yang berlaku di antara kita.
Apabila mereka membuka pintu rumah dan melihat Tabut itu, mereka melihat sebuah kitab di dalamnya yang menunjukkan raja mereka adalah Thalut.
Allah Ta’ala akan menolong mereka menghadapi musuh-musuh mereka.
Ini adalah mukjizat yang jelas, sebagai bukti ia datang dari Allah.
Kesimpulannya, Tabut ialah sebuah peti yang mengandung barang-barang peninggalan para nabi dari keluarga Musa dan Harun.
Mengandung naskhah loh-loh Taurat yang dikaruniakan Allah kepada Musa di atas bukit Tursina.Ia adalah mukjizat dan bukti kerajaan Thalut dan menjadi penenang hati Bani Israil, bagaikan simbol dalam peperangan yang sedang mereka hadapi serta rahmat dari Allah yang dibawa oleh para malaikat.
Sedangkan dalam surah Tha Ha, Muqatil berkata,
“Seorang Mukmin dari keluarga Fir’aun yang membuat Tabut dan mengukirnya, ia bernama Hizqail dan Tabut berasal dari pohon yang bernama Jummayz.”
Yang dimaksudkan Tabut disini ialah sebuah kotak yang diukir, tempat Nabi Musa diletakkan di dalamnya dan dialirkan di Sungai Nil, lalu dijumpai oleh wanita Fir’aun dan dijadikan anak angkatnya.
Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Alquran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpanjang (ayat 282).
Surat ini dinamai “Al Baqarah” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sarnpai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya.
Dinamai “Fusthaathul-Qur’an” (puncak Alquran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain.
Dinamai juga surat “alif-laam-miim” karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.
Keimanan:
▪ Dakwah Islamiyah yang dihadapkan kepada umat Islam, ahli kitab dan para musyrikin.
Hukum:
▪ Perintah mengerjakan shalat.
▪ Menunaikan zakat.
▪ Hukum puasa.
▪ Hukum haji dan umrah.
▪ Hukum qishash.
▪ Hal-hal yang halal dan yang haram.
▪ Bernafkah di jalan Allah.
▪ Hukum arak dan judi.
▪ Cara menyantuni anak yatim, larangan riba.
▪ Hutang piutang.
▪ Nafkah dan yang berhak menerimanya.
▪ Wasiyat kepada dua orang ibu bapak dan kaum kerabat.
▪ Hukum sumpah.
▪ Kewajiban menyampaikan amanat.
▪ Sihir.
▪ Hukum merusak masjid.
▪ Hukum merubah kitab-kitab Allah.
▪ Hukum haidh, ‘iddah, thalak, khulu’, ilaa’.
▪ Hukum susuan.
▪ Hukum melamar.
▪ Mahar larangan mengawini wanita musyrik dan sebaliknya.
▪ Hukum perang.
Kisah:
▪ Kisah penciptaan Nabi Adam `alaihis salam.
▪ Kisah Nabi Ibrahim `alaihis salam.
▪ Kisah Nabi Musa `alaihis salam dengan Bani Israil.
Lain-lain:
▪ Sifat-sifat orang yang bertakwa.
▪ Sifat-sifat orang munafik.
▪ Sifat-sifat Allah.
▪ Perumpamaan-perumpamaan.
▪ Kiblat.
▪ Kebangkitan sesudah mati.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286
Audio

Ayat 1 sampai 286 + Terjemahan
Statistik QS. 2:248
-
Rating RisalahMuslim
Ayat ini terdapat dalam surah Al Baqarah.
Surah Al-Baqarah (Arab: سورة البقرة, bahasa Indonesia: “Sapi Betina”) adalah surah ke-2 dalam Alquran.
Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah.
Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Alquran.
Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74).
Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Alquran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain.
Dinamai juga surah Alif Lam Mim karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf arab yakni Alif, Lam, dan Mim.
Nomor Surah | 2 |
---|---|
Nama Surah | Al Baqarah |
Arab | البقرة |
Arti | Sapi Betina |
Nama lain | Fasthath al-Qur’an, Sanam al-Qur’an (Puncak Al-Quran), Al-Zahrawan (Dua yang Cemerlang), Alif Lam Mim |
Tempat Turun | Madinah |
Urutan Wahyu | 87 |
Juz | Juz 1 (ayat 1-141), 2 (ayat 142-252) dan 3 (ayat 253-286) |
Jumlah ruku’ | 40 ruku’ |
Jumlah ayat | 286 |
Jumlah kata | 6156 |
Jumlah huruf | 26256 |
Surah sebelumnya | Surah Al-Fatihah |
Surah selanjutnya | Surah Ali ‘Imran |
User Review
4.8 (10 votes)URL singkat: risalahmuslim.id/2-248
Pembahasan:
Quran 2:248, 2 248, 2-248, Al Baqarah 248, tafsir surat AlBaqarah 248, Al-Baqarah 248
Video
Al-Baqarah ayat 248
Sebelumnya
Selanjutnya












Panggil Video Lainnya
Podcast
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 16): Istigasah yang Termasuk Syirik ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Apa Hukum Laser Wajah Penghilang Jerawat – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 58): Permohonan dengan Menyebut Wajah Allah ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Inilah Suara Keledai yang Dicela dalam al-Quran – KonsultasiSyariah
- 🔉 Apakah Harus Menjawab Semua Adzan atau Cukup Satu? – KonsultasiSyariah
- 🔉 Bagaimana Jika Daftar Ojek Online Tapi Harus Ikut Asuransi – KonsultasiSyariah
- 🔉 Orang Yang Bunuh Diri, Tidak Dikafani? – KonsultasiSyariah
- 🔉 Dosakah makan di depan orang yang sedang puasa – Ust. Khalid Basalamah
- 🔉 Sifat Shalat Nabi (Eps. 1) : Persiapan Shalat ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Mengapa Setelah Salat Kita Istighfar? – KonsultasiSyariah