―QS. 51:47
―QS. 51:47
وَٱلسَّمَآءَ | dan langit
And the heaven
|
---|---|
بَنَيْنَٰهَا | Kami bangun ia
We constructed it
|
بِأَيْي۟دٍ | dengan kekuasaan
with strength,
|
وَإِنَّا | dan sesungguhnya Kami
and indeed, We
|
لَمُوسِعُونَ | benar-benar luas
(are) surely (its) Expanders.
|
Tafsir surah Adz Dzaariyaat (51) ayat 47
Tafsir QS. Adz Dzaariyaat (51) : 47. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa Allah ﷻ telah menciptakan langit dengan bentuk indah yang menyatakan keagungan kekuasaanNya seperti diangkatnya langit di atas dengan kekuasaan-Nya, dijadikan laksana atap yang tinggi dan kokoh.
Dan Allah ﷻ kuasa atas semua itu, Dia tidak pernah lelah atau lesu dan tidak pernah pula merasa letih.
Secara tidak langsung ayat ini menyanggah ucapan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Allah ﷻ menjadikan langit dan bumi selama 6 (enam) hari, namun pada hari ketujuh Allah beristirahat dan berbaring di ‘Arsy-Nya karena letih.
Kata ‘langit banyak digunakan dalam berbagai ayat Alquran.
Kata ini, dalam beberapa ayat mempunyai arti alam semesta.
Demikian pula halnya pada ayat di atas.
Alam semesta bukanlah sesuatu yang statis.
Alam semesta adalah sesuatu yang dinamis, selalu berubah, dan meluas.
Hal ini diungkapkan setelah ilmu astronomi mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Keadaan demikian ini ternyata sudah disebutkan dalam Alquran 14 abad yang lalu, ketika ilmu astronomi masih sangat primitif.
Sampai dengan permulaan abad ke-20, alam semesta hanya diketahui sebagai sesuatu yang tercipta pada suatu saat yang tidak dapat diketahui masanya, dan mempunyai bentuk seperti apa yang dilihat saat ini.
Penelitian, observasi dan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan teknologi modern yang tersedia, mengungkapkan bahwa alam semesta memiliki permulaan, dan sampai saat ini secara teratur terus meluas.
Alam semesta adalah kosmos, yaitu ruang angkasa serta semua benda langit yang terdapat di dalamnya, termasuk semua galaksi (tata bintang), baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui manusia.
Alam semesta, atau alam raya, tidak dapat dibayangkan luasnya.
Para ilmuwan mengukur jarak di alam semesta dengan ukuran tahun cahaya.
Satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun km.
Bagian alam semesta paling jauh yang sudah
“diketahui”
manusia adalah pada jarak 15 milyar tahun cahaya.
Pada jarak itu ditemukan banyak gugus super galaksi yang jumlahnya tak terhitung.
Bintang yang paling dekat dengan matahari berjarak sekitar 4,3 tahun cahaya dari bumi.
Matahari dan semua bintang yang dapat kita lihat dengan mata telanjang terdapat dalam gugus galaksi tatasurya, atau dinamakan gugus bimasakti.
Di seluruh alam raya ini, terdapat bermiliar galaksi yang sedang bergerak saling menjauh dengan cepat.
Galaksi diperkirakan memenuhi ruang angkasa sampai jarak 10.000 juta tahun cahaya dari bumi.
Jika dalam satu detik, cahaya menempuh jarak  200.000 km, berapa luas ruang angkasa sebenarnya?
Allah meluaskan alam raya sebegitu luasnya sejak diciptakan.
Meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa.
Hal ini sesuai dengan teori ekspansi yang menyebutkan bahwa nebulae, calon bintang, menjauh dari galaksi bimasakti dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Bahkan, benda-benda langit dalam satu galaksi pun sedang saling menjauh satu sama lain.
Para peneliti mulai melakukan penelitian mengenai pergerakan benda-benda langit pada tahun 1920-an.
Diyakini bahwa pada tahun 1920-an merupakan momentum penting dalam perkembangan astronomi modern.
Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexander Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis.
Ia menyebutkan bahwa penyebab sekecil apa pun cukup untuk menyebabkan struktur alam semesta mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein.
George Lemaitre, seorang ahli kosmologi dari Belgia, adalah orang pertama yang menyadari arti perhitungan Friedman.
Berdasarkan perhitungan ini, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan alam mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya.
Pemikiran teoritis kedua ilmuwan ini tidak menarik banyak perhatian.
Pemikiran ini barangkali akan terabaikan, jika tidak ditemukan bukti pengamatan baru yang mengguncangkan dunia ilmiah pada tahun 1929. Pada tahun itu, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble, membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi.
Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum.
Pergeseran itu berkaitan langsung dengan perubahan jarak bintang-bintang dari bumi.
Pengamatannya menemukan bahwa suatu galaksi yang berjarak satu juta tahun cahaya dari bumi sedang bergerak menjauh pada kecepatan 168 km per tahun.
Alam semesta, dimana benda-benda langitnya secara teratur bergerak saling menjauhi, mengindikasikan bahwa alam semesta itu sendiri juga sedang mengembang.
Pengamatan pada tahun-tahun berikutnya mengungkapkan dan mengkonfirmasi dugaan tersebut.
Bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi;
mereka juga menjauhi satu sama lain.
Satusatunya kesimpulan yang dapat diturunkan dari temuan ini adalah bahwa alam semesta sedang
“mengembang”.
Suatu konfirmasi kepada pernyataan yang ada di dalam Alquran, jauh sebelum hal itu diketahui oleh umat manusia.
Penemuan ini mengguncangkan landasan model alam semesta yang diyakini pada saat itu.
Temuannya ini diakui dunia.
Namun perhitungannya dianggap salah, dan direvisi kemudian.
Menurut sementara ilmuwan, suatu saat nanti, diperkirakan alam raya ini tidak lagi berkembang.
Ia akan mengkerut dan kembali menyatu seperti semula.
Kalau peristiwa ledakan dahsyat yang menjadi tanda terbentuknya aneka planet, dan berpisahnya langit dan bumi, dinamai Big Bang;
maka penyusutan dan penyatuan alam raya dinamai Big Crunch.
Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami.
Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu.
[1] Dan bumi itu Kami bentangkan.
Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami.
[1] Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah.
Di antaranya, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya.
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Kata sama’ (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi.
Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benada langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit.
Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya.
Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.
000 km per detik.
Frase
“Wa Inna Lamusi’un”
(‘dan Kami meluaskannya’) menunjukkan hal itu.
Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa.
Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi.
Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya.
Kami menciptakan langit dan Kami mengukuhkannya, dan kami jadikan langit itu sebagai atap bumi, dengan kekuatan dan kekuasaan yang sangat besar, dan Kami luaskan sisi-sisi langit itu.
(Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami
(dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat.
Dikatakan Awsa’ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman seraya mengingatkan tentang penciptaan alam atas dan alam bawah.
Dan langit itu Kami bangun.
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 47)
Artinya, Kami menjadikannya sebagai atap yang terpelihara lagi tinggi.
dengan kekuatan (Kami).
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 47)
Yakni dengan kekuatan, menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan As-Sauri serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 47)
Maksudnya, Kami jadikan cakrawalanya luas dan Kami tinggikan tanpa tiang-tiang pemancang yang menopangnya.
Dinamai “Adz-Dzaariyaat” (angin yang menerbangkan), diambil dari perkataan “Adz Dzaariyaat” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Allah bersumpah dengan angin, mega, bahtera dan malaikat yang menjadi sumber kesejahteraan dan pembawa kemakmuran.
Hal ini mengisyaratkan inayat Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Keimanan:
▪ Bagaimana keadaan orang-orang yang beriman di dalam syurga sebagai balasan ketaatan bagi orang yang bertakwa.
▪ Manusia dan jin dijadikan Allah untuk beribadat kepada-Nya.
▪ Allah sebagai Maha Pemberi rezeki.
▪ Neraka sebagai balasan bagi orang-orang kafir.
Hukum:
▪ Larangan mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.
▪ Perintah berpaling dari orang-orang musyrik yang berkepala batu dan memberikan peringatan dan pengajaran kepada orang-orang mukmin.
▪ Pada harta kekayaan seseorang terdapat hak orang miskin.
Kisah:
▪ Ibrahim `alaihis salam dengan malaikat yang datang ke rumahnya.
▪ Musa `alaihis salam dengan Fir’aun, kaum ‘Aad dan Tsamud.
▪ Nuh `alaihis salam dengan kaumnya.
Lain-lain:
▪ Segala sesuatu diciptakan Allah dengan berpasang-pasangan.
▪ Pada diri manusia sendiri terdapat tanda-tanda kebesaran Allah.
Audio

Ayat 1 sampai 60 + Terjemahan
Gambar
no images were found
Statistik QS. 51:47
-
Rating RisalahMuslim
Ayat ini terdapat dalam surah Adz Dzaariyaat.
Surah Az-Zariyat (Arab: الذاريات ,”Angin Yang Menerbangkan”) adalah surah ke-51 dalam Alquran.
Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 60 ayat.
Dinamakan Az-Zariyat yang berarti Angin Yang Menerbangkan diambil dari perkataan Az-Zariyat yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Nomor Surah | 51 |
---|---|
Nama Surah | Adz Dzaariyaat |
Arab | الذاريات |
Arti | Angin yang menerbangkan |
Nama lain | – |
Tempat Turun | Mekkah |
Urutan Wahyu | 67 |
Juz | Juz 26 & 27 |
Jumlah ruku’ | 3 ruku’ |
Jumlah ayat | 60 |
Jumlah kata | 360 |
Jumlah huruf | 1546 |
Surah sebelumnya | Surah Qaf |
Surah selanjutnya | Surah At-Tur |
User Review
4.3 (11 votes)URL singkat: risalahmuslim.id/51-47
Pembahasan:
Quran 51:47, 51 47, 51-47, Adz Dzaariyaat 47, tafsir surat AdzDzaariyaat 47, adz dzariyat 47, Az Zariyat 47
Video
Error 403 Daily Limit Exceeded. The quota will be reset at midnight Pacific Time (PT). You may monitor your quota usage and adjust limits in the API Console: https://console.developers.google.com/apis/api/youtube.googleapis.com/quotas?project=89055198671 : dailyLimitExceeded
Podcast
- 🔉 Tunjukan, Allah membanggakan Ibadah Ramadan kita di depan Malaikat – Ust. Khalid Basalamah
- 🔉 Pesan Ust. Khalid Basalamah dari Madinah, Ramadan hampir berlalu manfaatkan waktu sebaik-baiknya
- 🔉 Apakah Berdoa itu Wajib – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 17): Batilnya Sesembahan Selain Allah ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Bagaimana Cara Agar Dakwah tidak Menyinggung Perasaan – KonsultasiSyariah
- 🔉 Cara Membatalkan Salat Ketika Iqamah – KonsultasiSyariah
- 🔉 Kitab Tauhid (Eps. 52): Nama yang Dilarang ― Ust. M. Abduh Tuasikal
- 🔉 Apa Makna Husnudzan Kepada Allah – KonsultasiSyariah
- 🔉 Bolehkah mengundur pernikahan karena kondisi ekonomi – Ust. Khalid Basalamah
- 🔉 Bagaimana Jika Didoakan Keburukan Orang Lain – KonsultasiSyariah
no images were found