Riya merupakan perilaku tercela yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Sifat tersebut tentunya harus kita hindari.
Selain berdosa, sifat riya juga merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Riya itu merusak keimanan, termasuk kedalam syirik kecil.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesuatu yang sangat ditakutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil.
(HR. Ahmad)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ditanya tentang apa yang dimaksud syirik kecil itu, maka beliau menjawab yaitu riya.”
Pengertian riya dalam bahasa Arab, arriya’ (الرياء) berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan.
Riya’ merupakan memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain.
Riya’ termasuk karena niat ibadah selain kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Adapun amal perbuatan yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta`ala ialah yang di niatkan kepada Allah semata, dikerjakan dengan ikhlas sesuai dengan kemampuan, tidak pilih kasih, dan merupakan rahmat bagi seluruh alam.
Sementara ibadah yang tidak akan diterima oleh Allah merupakan amal ibadah yang dikerjakan dengan niat bukan kepada Allah, tidak ikhlas karena ingin mendapat imbalan (bisa berupa pujian atau penghargaan), serta mengada-ada.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 264)