Shahih Muslim hadis nomor 4926Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ishaq Al Musayyabi(1):telah menceritakan kepadaku Anas bin ‘Iyadl Abu Dlamrah(2) dari Musa bin ‘Uqbah(3) dari Nafi’(4) dari ‘Abdullah bin ‘Umar(5) dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda: “Ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam sebuah gua yang terdapat di suatu gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada sebuah batu besar jatuh menutup mulut goa dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain: ‘lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mencari ridla Allah semata. Setelah itu, berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian. Tak lama kemudian salah seorang dari mereka berkata: ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya pun baru pulang pada sore hari. Kemudian saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu dan setelah itu saya membawanya ke kamar kedua orang tua saya. Saya berdiri di dekat keduanya serta tidak membangunkan mereka dari tidur. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwasanya saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah suatu celah untuk kami hingga kami dapat melihat cahaya! ‘ Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka celah lubang gua tersebut, berkat adanya amal perbuatan baik tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Salah seorang dari mereka berdiri sambil berkata: ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya sukai sebagaimana sukanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap kaum wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata: ‘Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwasanya saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata: ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata: ‘Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata: ‘Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang tersebut: ‘Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab: ‘Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya: ‘Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ‘ Akhirnya Allah pun membukakan sisanya, hingga mereka dapat keluar dari dalam goa yang tertutup oleh batu besar tersebut.” Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur(6) dan Abad bin Humaid(7) keduanya berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Ashim(8) dari Ibnu Juraij(9) Telah mengabarkan kepadaku Musa bin Uqbah(10) Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa’id(11) Telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir(12) dari Ubaidullah(13) Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku Abu Kuraib(14) dan Muhammad bin Tharif Al Bajali(15) keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail(16) Telah menceritakan kepada kami Bapakku(17) dan Raqabahh bin Masqalah(18) Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb(19) dan Hasan Al Hulwani(20) dan Abad bin Humaid(7) mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Ya’qub(22) yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa’ad, telah menceritakan kepada kami Bapakku(17) dari Shalih bin Kaisan(24) semuanya dari Nafi’(4) dari Ibnu ‘Umar(26) dari Nabi ﷺ yang semakna dengan Hadis Abu Dlamrah dari Musa bin Uqbah, dan mereka menambahkan di dalam Hadisnya: ‘kemudian mereka berjalan keluar.’ Sedangkan di dalam Hadis Abu Shalih dengan menggunakan lafazh: ‘Yatamasyauna’ (saling berjalan). Kecuali Ubaidullah yang di dalam Hadisnya hanya menggunakan lafazh: wa kharaju saja tanpa ada kalimat setelahnya. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sahl At Tamimi(27) dan ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Bihram(28) dan Abu Bakr bin Ishaq(29): Ibnu Sahl(30) berkata: telah menceritakan kepada kami, dan berkata yang lain: telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman(31) telah mengabarkan kepada kami Syu’aib(32) dari Az Zuhri(33) telah mengabarkan kepadaku Salim bin ‘Abdullah(34) bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar(5) berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Ada tiga orang utusan sebelum kalian, hingga akhirnya mereka bermalam di sebuah gua.’ Lalu dia menceritakan Hadis tersebut yang semakna dengan Hadis Nafi dari Ibnu Umar. Namun dia berkata dengan redaksi: ‘salah seorang dari mereka berkata: Ya Allah, aku mempunya kedua orang tua yang sudah tua renta, aku tidak pernah memberikan air minum disore hari kepada keluargaku atau hewan ternakku sebelum memberikan kepada keduanya terlebih dahulu. -Juga dengan redaksi: – lalu wanita itu menolakku hingga suatu ketika terjadi musim paceklik, dan wanita itu datang kembali kepadaku, kemudian aku memberinya uang sebesar seratus dua puluh dinar.’ -Juga dengan redaksi: – ‘lalu aku mengumpulkan upahnya, hingga aku merasa kaget, karena uang tersebut sudah berkembang menjadi banyak. -Juga dengan redaksi: – ‘kemudian mereka berjalan keluar dari gua.’
(3) 👤 Musa bin ‘Uqbah bin Abi ‘Ayyasy, Al Asadiy, Abu Muhammad ✶ Tabi’in (tidak jumpa Shahabat) ↺ Wafat tahun 141 Hijriah (± 758 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah.
(2) 👤 Anas bin ‘Iyadl boin Dlamrah , Al Laitsiy, Abu Dlamrah ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 200 Hijriah (± 816 Masehi) ☖ Hidup di Madinah. (4) 👤 “Nafi’, maula Ibnu ‘Umar “, Al Madaniy, Abu ‘Abdullah ✶ Tabi’in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 117 Hijriah (± 735 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah. (5) 👤 Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab bin Nufail, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Abdur Rahman ✶ Shahabat ↺ Wafat tahun 73 Hijriah (± 692 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Marur Rawdz. (6) 👤 Ishaq bin Manshur bin Bahram , At Tamimiy , Abu Ya’qub, Al Kawsaj ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 251 Hijriah (± 865 Masehi) ☖ Hidup di Himsh ⚑ Wafat di Nihawand. (7) 👤 Abdul Hamid bin Humaid bin Nashr, Al Kaisysyiy, Abu Muhammad, Abdu ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 249 Hijriah (± 863 Masehi) ☖ Hidup di Himsh ⚑ Wafat di Karbala. (8) 👤 Adl Dlahhaak bin Makhlad bin Adl Dlahhaak bin Muslim, Abu ‘Ashim ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 212 Hijriah (± 827 Masehi) ☖ Hidup di Bashrah ⚑ Wafat di Bashrah. (9) 👤 Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij, Al Umawiy, Abu Al Walid ✶ Tabi’in (tidak jumpa Shahabat) ↺ Wafat tahun 150 Hijriah (± 767 Masehi) ☖ Hidup di Marur Rawdz. (10) 👤 Musa bin ‘Uqbah bin Abi ‘Ayyasy, Al Asadiy, Abu Muhammad ✶ Tabi’in (tidak jumpa Shahabat) ↺ Wafat tahun 141 Hijriah (± 758 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah. (11) 👤 Suwaid bin Sa’id bin Sahal, Al Harawiy Al Hdatsaniy, Abu Muhammad ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan tua ↺ Wafat tahun 240 Hijriah (± 854 Masehi) ☖ Hidup di Haditsah. (12) 👤 Ali bin Mushir, Al Qurasyiy, Abu Al Hasan ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 189 Hijriah (± 805 Masehi) ☖ Hidup di Kufah. (13) 👤 Ubaidullah bin ‘Umar bin Hafsh bin ‘Ashim bin ‘Umar bin Al Khaththab, Al ‘Adawiy Al ‘Umariy, Abu ‘Utsman ✶ Tabi’in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 147 Hijriah (± 764 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah. (14) 👤 Muhammad bin Al ‘Alaa’ bin Kuraib, Al Hamdaniy, Abu Kuraib ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan tua ↺ Wafat tahun 248 Hijriah (± 862 Masehi) ☖ Hidup di Kufah. (15) 👤 Muhammad bin Tharif bin Khalifah, Al Bajaliy, Abu Ja’far ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan tua ↺ Wafat tahun 242 Hijriah (± 856 Masehi) ☖ Hidup di Kufah. (16) 👤 Muhammad bin Fudloil bin Ghazwan bin Jarir, Adl Dlabbiy, Abu ‘Abdur Rahman ✶ Tabi’in (tidak jumpa Shahabat) ↺ Wafat tahun 295 Hijriah (± 908 Masehi) ☖ Hidup di Kufah ⚑ Wafat di Kufah. (17) 👤 Fudloil bin Ghazwan bin Jarir, Adl Dlabbiy, Abu Al Fadlol ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan tua ☖ Hidup di Kufah. (18) 👤 Raqabah bin Mashqalah, Abu ‘Abdullah ✶ Tabi’in (tidak jumpa Shahabat) ↺ Wafat tahun 129 Hijriah (± 747 Masehi) ☖ Hidup di Kufah. (19) 👤 Zuhair bin Harb bin Syaddad, Al Harasyiy An Nasa’iy, Abu Khaitsamah ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan tua ↺ Wafat tahun 234 Hijriah (± 849 Masehi) ☖ Hidup di Baghdad ⚑ Wafat di Baghdad. (20) 👤 Al Hasan bin ‘Ali bin Muhammad, Al Khallal Al Hulwaniy, Abu ‘Ali ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 242 Hijriah (± 856 Masehi) ☖ Hidup di Marur Rawdz. (21) 👤 Abdul Hamid bin Humaid bin Nashr, Al Kaisysyiy, Abu Muhammad, Abdu ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 249 Hijriah (± 863 Masehi) ☖ Hidup di Himsh ⚑ Wafat di Karbala. (22) 👤 Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad bin Ibrahim bin ‘Abdur Rahman bin ‘Auf, Az Zuhriy Al Madaniy, Abu Yusuf ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 208 Hijriah (± 823 Masehi) ☖ Hidup di Baghdad ⚑ Wafat di Falisthina. (23) 👤 Ibrahim bin Sa’ad bin Ibrahim bin ‘Abdur Rahman bin ‘Auf, Az Zuhriy Al Qurasyiy, Abu Ishaq ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 185 Hijriah (± 801 Masehi) ☖ Hidup di Madinah. (24) 👤 Shalih bin Kaisan, Al Madaniy, Abu Muhammad ✶ Tabi’in kalangan biasa ☖ Hidup di Madinah. (25) 👤 “Nafi’, maula Ibnu ‘Umar “, Al Madaniy, Abu ‘Abdullah ✶ Tabi’in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 117 Hijriah (± 735 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah. (26) 👤 Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab bin Nufail, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Abdur Rahman ✶ Shahabat ↺ Wafat tahun 73 Hijriah (± 692 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Marur Rawdz. (27) 👤 Muhammad bin Sahal bin ‘Askar, At Tamimiy Al Nukhariy, Abu Bakar ✶ Tabi’in kalangan tua ↺ Wafat tahun 251 Hijriah (± 865 Masehi) ☖ Hidup di Baghdad ⚑ Wafat di Baghdad. (28) 👤 Abdullah bin ‘Abdur Rahman bin Al Fadlol bin Bihram, As Samarqandiy Ad Darimiy, Abu Muhammad ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 255 Hijriah (± 869 Masehi). (29) 👤 Muhammad bin Ishaq bin Muhammad bin ‘Abdur Rahman, Al Musayyabiy Al Makhzumiy, Abu ‘Abdullah ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan tua ↺ Wafat tahun 236 Hijriah (± 851 Masehi) ☖ Hidup di Baghdad. (30) 👤 Muhammad bin Sahal bin ‘Askar, At Tamimiy Al Nukhariy, Abu Bakar ✶ Tabi’in kalangan tua ↺ Wafat tahun 251 Hijriah (± 865 Masehi) ☖ Hidup di Baghdad ⚑ Wafat di Baghdad. (31) 👤 Al Hakam bin Nafi’, Abu Al Yaman ✶ Tabi’ul Atba’ kalangan tua ↺ Wafat tahun 222 Hijriah (± 837 Masehi) ☖ Hidup di Syam ⚑ Wafat di Halwan. (32) 👤 Syu’aib bin Abi Hamzah Dinar, Al Umawiy , Abu Bisyir ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan tua ↺ Wafat tahun 162 Hijriah (± 779 Masehi) ☖ Hidup di Syam. (33) 👤 Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdullah bin Syihab, Al Qurasyiy Az Zuhriy, Abu Bakar ✶ Tabi’ut Tabi’in kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 124 Hijriah (± 742 Masehi) ☖ Hidup di Madinah. (34) 👤 Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Umar ✶ Tabi’in kalangan pertengahan ↺ Wafat tahun 106 Hijriah (± 724 Masehi) ☖ Hidup di Madinah. (35) 👤 Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab bin Nufail, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Abdur Rahman ✶ Shahabat ↺ Wafat tahun 73 Hijriah (± 692 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Marur Rawdz. |